Assalammualaikum...

Ketika butuh sebuah bahan referensi, semoga Blog ini bermanfaat.. Wassalammualaikum

Kamis, 13 Oktober 2011

Pendidikan Seumur Hidup

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP ADALAH TUNTUTAN
KEHIDUPAN MANUSIA SEBAGAI MAHKLUK YANG BERAKAL

I. Pendahuluan
A.Latar Belakang
         Pendidikan merupakan terobosan penting dalam upaya membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, apabila tidak memprioritaskan pendidikan sebagai unsur yang penting dalam membangun manusia seutuhnya, maka akan berimplikasi terhadap munculnya berbagai masalah kemanusian, seperti meningkatnya pengangguran, meningkatnya kriminalitas, meningkatnya kemiskinan dan berbagai persoalan lain yang dapat menghambat kemajuan suatu bangsa dan negara dalam upaya mewujudkan kesejahteraan yang adil dan merata. Dengan pendidikan manusia dapat menuju kesempurnaan hidupnya, karena pada dasarnya pendidikan merupakan upaya sadar yang dilalukan oleh individu atau kelompok dengan individu atau kelompok lain untuk memperoleh ilmu, membentuk sikap, dan membekali keterampilan.
            Manusia adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang paling unggul keberadaannya dibandingkan dengan mahkluk lain (binatang dan tumbuhan), keunggulan manusia terletak pada akalnya. Dengan akalnya, manusia dapat mengatasi berbagai persoalan hidupnya dengan mudah, namun apabila akal tersebut tidak dioptimalkan fungsinya, maka manusia tidak akan memiliki arti apa-apa dalam hidupnya, manusia tidak lebih seperti mahkluk lain yang hanya melakukan reproduksi. Oleh karena itu pendidikan sebagai sarana untuk mengoptimalkan fungsi akal dalam kehidupan manusia merupakan kebutuhan yang amat vital dan perlu mendapat perhatian yang serius dari semua pihak. Menurut Ahmadi (2007: 234) Pendidikan dilakukan melalui proses berpikir tentang diri dan lingkungannya melalui proses pembelajaran. Sedangkan berpikir pada dasarnya merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa ilmu.
            Ilmu merupakan buah pemikiran manusia dalam menjawab berbagai persoalan yang ditemukan dalam hidupnya yang disusun secara kritis, analitis, dan sistimatis, serta telah dibuktikan kebenarannya.Untuk bisa menghargai ilmu sebagaimana mestinya sesungguhnya kita harus mengerti apakah makna ilmu itu sebenarnya bagi kehidupan manusia.
            Mereka yang mendewa-dewakan ilmu sebagai satu-satunya sumber kebenaran biasanya tidak mengetahui makna ilmu yang sebenarnya. Demikian juga sebaliknya dengan mereka yang memalingkan muka dari ilmu, mereka yang tidak mau melihat kenyataan betapa ilmu telah membentuk peradaban seperti apa yang kita punyai sekarang ini, kepicikan seperti itu kemungkinan besar disebabkan karena mereka kurang mengenal makna ilmu yang sebenarnya.
            Ilmu diperoleh melalui pendidikan dengan melakukan proses pembelajaran, kehidupan tanpa ilmu ibarat bearjalan tanpa petunjuk, sehingga pendidikan bagi hidup manusia sebagai mahkluk yang berakal merupakan tuntutan kehidupan yang harus dilakukan sepanjang hayat. Sebagaimana yang ditulis dalam ketetapan MPR No.IV/1987 menyatakan bahwa : “Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarkat.Oleh karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antar keluarga, masyarakat dan pemerintah.
B.Rumusan
            Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain:
1.Apa makna pendidikan bagi kehidupan?
2.Apa manfaat pendidikan bagi kehidupan manusia?
3.Mengapa pendidikan merupakan tuntutan kehidupan yang berakal?




II.Pembahasan
A. Pengertian Pendidikan
Para ahli pendidikan mengartikan pendidikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Ahmadi (2007:204) berpendapat bahwa pendidikan adalah mempersiapkan dan memberikan bekal kepada anak untuk menjadi orang yang sempurna, percaya pada diri sendiri sehingga dapat lebih baik selama hidupnya. Sedangkan Plato berpendapat dalam Ahmadi (2007: 106)“pendidikan adalah mengasuh jasmani dan rohani untuk mencapai keindahan dan kesempurnaan hidup manusia di dunia.”
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha mempersiapkan diri dan membekali anak agar menjadi orang yang sempurna baik sempurna secara jasmani ataupun rohani

B. Fungsi Pendidikan Bagi Kehidupan Manusia
            Pendidikan merupakan proses untuk dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki ilmu, moral dan keterampilan. Pendidikan sebagai proses berarti pendidikan dipandang sebagai pelaksanaan berbagai usaha untuk mencapai tujuan- tujuan tertentu. Secara makro menurut Ahmadi (2007: 233) Pratiknya bahwa fungsi proses pendidikan itu meliputi tiga hal, yaitu (1) proses alih nilai (transfer of Value), (2) Proses alih pengetahuan (transfer of knowledge) dan (3) Proses alih metodologi (Transfer of Methodology).
    Melalui proses pendidikan individu didorong untuk berpikir, menilai dan bertindak. Sedangkan hasil pendidikan yang diinginkan barulah tercapai bila berpikir dan tingkah lakunya membantu kebutuhan individu dan kesejahteraan kelompoknya. Individualisasi dan sosialisasi yang bertujuan untuk memajukan dan meningkatkan kemampuan pribadi, termasuk juga kehidupan sosialnya. Sebagaimana dinyatakan Crow dan Crow dalam mustaqim (2010:90) bahwa pendidikan sebagai suatu proses dalam menambah suatu bentuk kegiatan yang menjadikan seseorang individu sesuai dengan kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan kebiasaan-kebiasaan,undang-undang, keyakinan, bahasa dan lembaga-lembaga sosial dari satu generasi ke generasi lainnya.
    Hasil pendidikan meliputi perubahan yang telah terjadi atau berlangsung sebagai hasil partisipasi individu dalam pengalaman belajar menurut Slemeto (2010: 26-28). Perubahan yang diperoleh sebagai hasil belajar sebenarnya merupakan petunjuk demi mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan tuntutan pendidikan akan berbeda-beda karena tuntutan kultural dan kemampuan serta ambisi individu. Oleh karena itu hasil pendidikan sebagai pencerminan dari keseluruhan pengaruh belajar akan berbeda diantara kelompok-kelompok kultural dan antar anggota kelompok yang sama. Dengan demikian hasil pendidikan dapat menggambarkan tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang sebagai hasil pengalaman belajar. Namun menurut Plato bahwa hakikat pendidikan tidak saja hanya menerima pengetahuan, tetapi adanya perkembangan pembawaan yaitu pembawaan untuk memperoleh hakikat diri yang dihasilkan dari pengalaman yang berkesinambungan. Secara mikro menurut pendidikan merupakan proses pengembangan sumber daya manusia yang dalam prosesnya meliputi tiga hal (1) proses pembudayaan, (2) proses pembinaan iman dan takwa, (3) Proses pembinaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
    Proses pembudayaan ialah proses transformasi budaya yang berkaitan dengan nilai-nilai etis, estetis dan nilai budaya, serta wawasan kebangsaan dalam rangka terbinanya manusia berbudaya. Proses pembinaan iman dan taqwa ialah transformasi nilai-nilai keagamaan (iman, taqwa, kebajikan dan lain sebagainya).
            Proses pembinaan ilmu pengetahuan dan teknologi ialah mengembangkan potensi kearah terbinanya kemampuan manusia sebagai manusia yang mampu mengembangkan dirinya dan mengolah lingkungannya, dengan kemampuanya untuk menciptakan dan memanfaatkan dalam proses mengatasi persoalan hidupnya, maka akan mendapatkan kesejahteraan bagi umat manusia.Sedangkan keselarasan dalam kaitannya dengan individu dan masyarakat untuk keperluan pendidikan dari perspektif subyek dan perspektif pendidik. Hal ini bahwa pada hakikatnya pendidikan adalah proses pemanusiaan yang hanya bisa dilakukan oleh manusia.
    Oleh karenanya prakarsa dan tanggung jawab belajar yaitu cara untuk individu, harus secara eksplisit dan sedini mungkin diberikan kepada subyek didik. Akibatnya pada tingkat permulaan pendidik mengambil sikap lebih mencampuri dan menentukan, tetapi pada prinsipnya sejak sedini mungkin dan secara sistematis pendidik menarik diri dari campur tangan pendidikan yang menjadi tanggung jawab pendidik dalam menyediakan dan mengatur kondisi untuk membelajarkan subyek didik dengan demikian diharapkan akan menghasilkan manusia dan masyarakat belajar yang mampu memperbaharui metode pendidikan yang sesuai dengan pembinaan dan pengembangan peserta didiknya.
            Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa fungsi pendidikan bagi kehidupan manusia meliputi: proses interaksi manusia yang ditandai keseimbangan dan kedaulatan subyek didik dengan kewibawaan pendidik, usaha penyiapan subyek didik menghadapi lingkungan hidup yang terus menerus, meningkatkan kualitas pribadi dan masyarakat, berlangsung seumur hidup, kuat dalam mengahadapi prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia
seutuhnya.

C. Tiga Pusat Pendidikan Sebagai Jalur Pendidikan.
Dalam mekanismenya pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur pendidikan yang dikenal dengan istilah tri pusat pendidikan. Ketiga jalur tersebut antara lain: jalur sekolah, masyarakat, dan keluarga. Pendidikan melalui jalur sekolah diartikan terutama memberi bekal kepada anak agar dapat memasuki kehidupan bermasyarakat dimana perkembangannya seirama dengan perkembangan masing-masing masyarakat.
Menurut Ahmadi (2007: 162-165) penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui jalur sekolah dan tindakan pendidikan yang dikuasai seseorang diperoleh melalui jalur sekolah. Jalur sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan pembelajaran secara berkesinambungan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal pada dasarnya membantu keluarga dalam membimbing dan mengarahkan perkembangan dan pendayagunaan bakat, minat dan potensi yang dimiliki anak. Kegiatan untuk mengembangkan bakat, minat dan potensi tersebut harus dilakukan secara terencana, terarah dan sistematik guna mencapai tujuan tertentu, tujuan tersebut harus mengandung nilai- nilai yang serasi dengan kehidupan yang berlaku dilingkungan masyarakat. Oleh karena itu fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berfungsi untukmeneruskan, mempertahankan dan sebagai sarana untuk memobilisasi individu dan masyarakat melalui pembelajaran, serta ikut membentuk kepribadian subyek didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu berdiri sendiri di dalam kebudayaan dan masyarakat.
Dengan demikian sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran besar dalam membentuk dan menyiapkan seseorang untuk menjadi orang yang memiliki pengetahuan, mandiri, profesionalisme serta bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup manusia di masa mendatang.
            Selanjutnya jalur pendidikan yang kedua adalah jalur pendidikan yang dilaksankan pada masyarakat seperti kursus-kursus dan pelatihan. Jalur pendidikan yang dilaksanakan di masyarakat merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama pengembangan aspek kemampuan intelektual dan aspek kepribadian manusia. Pendidikan yang non formal yang dilaksanakan di masyarakat seperti pelatihan dan kurusus-kursus pada hakikatnya merupakan bagian dari proses pendidikan, yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau sekelompok orang. Sedangkan latihan adalah suatu cara untuk memperoleh keterampilan tertentu. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pendidikan dalam pelaksanaanya dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia baik dari aspek keilmuwan dan moral maupun dari aspek keterampilan.Selain dari jalur pendidikan formal dan non formal sebagai sarana pengembangan kualitas sumber daya manusia, jalur pendidikan lain yang tidak kalah pentingnya adalah jalur pendidikan informal yaitu pendidikan yang dilaksanakan dalam keluarga. Sebab pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama di mana anak mulai diperkenalkan dengan dunianya yang mengitarinya.Anak-anak mulai mengenal dunia karena diperkenalkan oleh keluarganya terutama oleh ayah ibunya sebagai pendidikan yang pertama sekali dalam proses pendidikan manusia. Oleh karena itu pendidikan keluarga menjadi pendidikan yang begitu amat penting dalam kehidupan manusia dalam pengembaraannya di dunia ini.     Demikian bahwa pendidikan formal, non formal dan pendidikan imformal merupakan jalur pendidikan yang penting dan strategis dalam upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia yang handal dan berkualitas.
D. Karakteristik Pendidikan Seumur Hidup
            Adapun karakteristik pendidikan seumur hidup menurut Redja mudyahardjo (1998) yaitu:
            1.Hidup,seumur hidup, dan pendidikan
            2.Pendidikan tidak akan usai setelah berakhirnya masa sekolah
            3.Pendidikan seumur hidup tidak diartikan sebagai pendidikan dewasa saja
            (tetapi pendidikan yg dimulai dr SD,SMP,SMA,PTN,dan sebagainya)
            4.Mencakup pola pendidikan formal,maupun non formal
            5.Rumah mempunyai peranan pertama
            6.Bersifat Universal dan dinamis
            7.Adaptif dan inovatif
            8.Bertujuan meningkatkan mutu hidup
            9.Syarat utama adalah kesempatan, motivasi dan edukabilitas

E. Pendidikan Seumur Hidup Adalah Pendidikan yang Holistik
            Pendidikan seumur hidup dikatakan holistic karena bersifat menyeluruh dan tidak terputus, yang mempunyai satu kesatuan yang terintegrasi satu dengan yang lain, yang mencakup ppendidikan formal, informal, nonformal.

F. Kontribusi Pendidikan Seumur Hidup pada Dunia Pendidikan
            Kontribusi yang deiberikan oleh pendidikan seumur hidup yaitu:
1.      Learning resources
Yaitu diharapkan kepada guru untuk menggunakan berbagai sumber belajar.
2.      Guru harus mampu menjadi Fasilitator dan motivator
3.      Learning aids
Yaitu guru harus menggunakan berbagai alat bantu mengajar.

E. Pendidikan Seumur Hidup Adalah Tuntutan Bagi Kehidupan Manusia
     Sebagai Makhluk Yang Berakal
            Pendidikan seumur hidup merupakan tuntutan bagi kehidupan yang berakal, hal ini karena pendidikan adalah instrument untuk menuju kesempurnaan hidup manusia. Manusia dinyatakan sebagai manusia apabila mampu menyatakan dirinya dalam hidupnya melalui aktivitas berpikir, bersikap, dan bekerja, dimana aktivitas tersebut merupakan perangkat pendidikan.
    Dalam ajaran Islam sebagai agama rahmatanlillalamin memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan sebagai sesuatu yang penting bagi hidup manusia untuk dapat mencapai eksistensi kemanusiaanya. Dalam upaya untuk menuju kesempurnaan hidup, maka Islam memerintahkan untuk menuntut ilmu dalam waktu yang tidak terbatas selama hayat masih dikandung badan. Prinsip belajar yang diperoleh melalui pendidikan ini merupakan ajaran Islam yang penting sebagaimana Sabda Rasulullah SAW: “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat”. (HR. Ibn. Abd. Bar.). Dalam hadits tersebut dinyatakan bahwa manusia sebagai mahkluk berakal dituntut untuk mecari ilmu sepanjang hidupnya melalui proses pendidikan. Sebab dalam Islam dinyatakan bahwa mereka yang berilmu dan tidak berilmu itu berbeda, sebagaimana dinyatakan dalam Firman Allah “Katakanlah (ya Muhammad), tidaklah sama orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu! Sesungguhnyalah yang memiliki akal pikiranlah yang dapat menerima pelajaran. Q.S. Ar. Zumar 9).
      Berdasarkan ayat di atas, memberikan isyarat kepada manusia tentang adanya perbedaan bagi manusia sebagai mahkluk yang berakal yang memfungsikan akalnya secara optimal dengan yang tidak, bagi manusia yang memiliki ilmu akan ditinggikan derajatnya dibandingkan dengan mereka yang tak berilmu. Hal ini sesuai dengan Firman Allah: (Allah meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu pengetahuan itu. (Q.S 58 Al Mujadalah 11)
            Demikian beberapa pernyataan hadits di atas merupakan faktor terbesar yang membuat manusia itu mulia, karena memiliki ilmu dan menggunakan ilmunya, sehingga menuntut ilmu melalui proses pendidikan seumur hidup merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap orang sebagai mhkluk yang berakal. Oleh karena itu, bahwa Islam mengajarkan tentang pendidikan yang bersifat mendalam, integral, universal, dan berlangsung seumur hidup. Hal ini agar manusia dapat memperoleh kesejahteraan hidupnya sebagai akhir dari tujuan pendidikan. Selanjutnya bahwa, pendidikan merupakan kebutuhan yang harus diutamakan yang di awali dari pemeliharaan diri, keluarga, dan masyarakat yang kemudian sebagai wujudnya harus direalisasikan baik dalam institusi pendidikan imformal, formal dan non formal sebagai sarananya.
            Pendidikan informal yang dilaksanakan dalam keluarga merupakan pendidikan yang paling utama, yaitu dimana anak-anak mulai mengenal dunia sekitarnya. Anak-anak diperkenalkan dengan berbagai macam pelajaran dari mulai cara mengucapkan kata-kata seperti mama, papa, kakak, adik dan lailn-lain, sampai pada mengenal dunia sekitarnya. Sehingga keluarga memiliki peran yang cukup besar bagi pembentukan watak dan sikap anak.
Pendidikan formal yaitu pendidikan yang dilaksanakan di sekolah dari mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi, pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang berjenjang dan memiliki aturan dan disiplin yang ketat, dimana para peserta didik diberikan pengetahuan dan dibekali keterampilan sesuai dengan program studi yang disediakan oleh sekolah.
Pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilaksanakan di masyarakat melalui kursus-kursus, pelatihan, lokakarya dan lain-lain. Tujuan dari jenis pendidikan yang dilaksanakan di masyarakat adalah adalah membekali keterampilan pada peserta didiknya untuk dapat bekerja secara profesional sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya.
Jika kita masih menemukan didaerah tradisional begitu sederhananya mengartikan pendidikan hanya sebatas Sekolah Dasar saja, maka sebagai seorang pendidik harus mampu mengadakan penyuluhan untuk merubah pola pikar warga tersebut. Karena Pendidikan Seumur Hidup sangat perlu. Yang disebabkan tidak cukupnya pengetahuan dari bangku formal saja,daya serap rata-rata lulusan sekolah yang masih rendah, dan pelaksanaan pendidikan sekolah tidak efisien. Oleh karena itu bantulah warga daerah ataupun desa untuk mengubah pola piker mereka bahwa hidup tidak cukup dengan hanya menjadi seperti ayah kalian, yang misalnya seorang petani paling tidak lebih baik satu tingkat diatas ayah kalian.
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa pendidikan merupakan tuntutan bagi kehidupan yang berakal. Hal ini sejalan dengan ajaran agama dengan mewajibkan untuk menuntut ilmu sepanjang hayat, hal ini agar manusia dapat merealisasikan eksistensi kemanusiaan dalam kehidupannya dengan tindakan yang bermanfaat bagi dirinya dan lingkungan pada masa sekarang dan yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar