TUGAS MAKALAH
SISTEM PENDIDIKAN BERBASIS TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI (MULTIMEDIA)
MATA KULIAH TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN
Disusun Oleh :
Kelas Sore A
Betyi
Luly Afrita
Mastuti
Rizki Alhairiah
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2011
I.Pendahuluan
A.Latar Belakang
Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi komunikasi
mengalami kemajuan yang sangat pesat dan untuk selanjutnya berpengaruh terhadap
pola komunikasi di masyarakat. Pemerintah indonesia telah bertekad untuk
memberikan kesempatan kepada seluruh warga negara indonesia menikmati
pendidikan yang bermutu, sebagai langkah utama untuk meningkatkan taraf hidup
warga negara.
Teknologi
perangkat keras yang berkembang cukup lama, telah memberikan kontribusi yang
sangat besar dalam kegiatan presentasi, saat ini teknologi pada bidang rekayasa
komputer menggantikan peranan alat presentasi pada masa sebelumnya. Penggunaan
perangkat lunak perancang presentasi seperti Microsoft power point yang
dikembangkan oleh Microsoft inc" Corel presentation yang dikembangkan oleh
Corel inc" hingga perkembangan terbaru perangkat lunak yang dikembangkan
Macromedia inc, yang mengembangkan banyak sekali jenis perangkat lunak untuk
mendukung kepentingan tersebut. Berbagai perangkat lunak yang memungkinkan
presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik.
Perkembangan perangkat lunak tersebut didukung oleh perkembangan sejumlah
perangkat keras penunjangnya. Salah satu produk yang paling banyak memberikan
pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini adalah perkembangan
monitor, kartu video, kartu audio serta perkembangan proyektor digital (digital
image projector) yang memungkinkan bahan presentasi dapat disajikan secara
digital untuk bermacam-macam kepentingan dalam berbagai kondisi dan situasi,
serta ukuran ruang dan berbagai karakteristik audience. Tentu saja hal ini
menyebabkan perubahan besar pada trend metode presentasi saat ini.
Pengolahan
bahan presentasi dengan menggunakan komputer tidak hanya untuk dipresentasikan
dengan menggunakan alat presentasi digital dalam bentuk Multimedia projector
(seperti LCD, In-Focus dan sejenisnya), melainkan juga dapat dipresentasikan
melalui peralatan proyeksi lainnya, seperti over head projector (OHP) dan film
slides projector yang sudah lebih dahulu diproduksi. Sehingga lembaga atau
instansi yang belum memiliki perangkat alat presentasi digital akan tetapi
telah memiliki kedua alat tersebut, dapat memanfaatkan pengolahan bahan
presentasi melalui komputer secara maksimal.
Dalam
sudut pandang proses pembelajaran, presentasi merupakan salah satu metode
pembelajaran. Penggunaannya yang menempati frekwensi paling tinggi dibandingkan
dengan metode lainnya. Berbagai alat yang dikembangkan, telah mernberikan
pengaruh yang sangat basar bukan hanya pada pengembangan kegiatan praktis dalam
kegiatan presentasi pembelajaran akan tetapi juga pada terori-teori yang
mendasarinya. Perkembangan terakhir pada bidang presentasi dengan alat bantu
komputer telah menyebabkan perubahan tuntutan penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan dalam berbagai aspek.
Akhir-akhir
ini, banyak sekolah yang bersaing secara ketat untuk memasuki era dunia
pendidikan yang baru, yang mana pendidikan tidak hanya sebagai proses
pemanusiaan manusia yang dilaksanakan secara biasa..
Saat
ini sekolah-sekolah mencoba menerapkan unsur-unsur teknologi informasi dan
komunikasi dalam pelaksanaan pendidikannya, baik dalam segi pembelajaran maupun
dalam segi managemen pendidikan di sekolah tersebut.Beberapa Komponen utama
sekolah berbasis TIK setidaknya terdiri dari: (1) Konten dan Kurikulum, (2)
Proses Pembelajaran, (3) Sarana dan Prasarana, (4) Kompetensi SDM Sekolah, (5)
Sistem Administrasi dan Manajemen Sekolah, (6) Infrastruktur dan Suprastruktur.
B.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah
ini yaitu:
1. Apakah
perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
C.Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk mengetahui bahwa sistem pendidikan berbasis TIK memberikan
penyelarasan terhadap sistem pembelajaran konvensional.
II.Pembahasan
A.Pengertian Sistem
Pendidikan merupakan sebuah sistem yang terdiri dari banyak
komponen yang saling berhubungan dan sangat kompleks namun memiliki tujuan
besar yang sama yaitu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas ini menjadi agenda penting dan
strategis bagi setiap bangsa dan Negara, karena dengan sumber daya manusia
berkualitaslah sebuah Negara mampu untuk bertahan dan beradaptasi dalam setiap
perubahan kehidupan serta melanjutkan pembangunan-pembangunan jangka panjang
dan penuh ketidakpastian.
Sistem Pendidikan Nasional dapat
dijelaskan dengan dua pengertian yaitu menurut fungsi dan struktur (Suparlan :
2008). Berdasarkan fungsi, Pendidikan Nasional merupakan sistem penyelenggaraan
pendidikan oleh institusi negara Indonesia, dalam rangka mewujudkan hak
menentukan eksistensi nasional sebagai sebuah bangsa dalam bidang
pendidikan atau (right of self-determination on education).
Menurut struktur, Pendidikan Nasional sebagai sistem adalah keseluruhan satuan
kegiatan pendidikan yang direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam
rangka menunjang ketercapaian tujuan nasional.
Penyelenggaraan sistem pendidikan di
sebuah negara memiliki perbedaan satu sama lain yang dipengaruhi oleh sistem
sosial budaya yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat dan negara
tersebut. Hal ini menjadi sangat kompleks mengingat sebuah negara memiliki
jumlah individu yang sangat banyak dan beragam, sehingga penyelenggaraan
pendidikan juga membutuhkan pengelolaan yang sistematis dan sistemik.
Pengelolaan yang tidak sederhana tersebut meliputi level instruksional (ruang
kelas), level administratif (sekolah), level wilayah, level nasional hingga
level global. Keseluruhan level atau tahapan merupakan rangkaian proses yang
kompleks namun memiliki tujuan yang sama yaitu mencapai tujuan pendidikan
nasional dan hal ini merupakan perwujudan dari sebuah sistem yang berorientasi
pada pemecahan masalah secara efektif dan efisien.
Dalam cakupan pengertian sistem termuat adanya berbagai
komponen (unsur), berbagai kegiatan (menunjuk fungsi dari setiap komponen),
adanya saling hubungan serta ketergantungan antar komponen, adanya keterpaduan
(kesatuan organis = integrasi) antar komponen, adanya keluasan sistem (ada
kawasan di dalam sistem dan di luar sistem), dan gerak dinamis semua fungsi
dari semua komponen tersebut mengarah (berorientasi = berkiblat) ke pencapaian
tujuan sistem yang telah ditetapkan lebih dahulu. Bertolak dari identifiÂkasi
sistem tersebut, akan disajikan beberapa batasan sistem untuk diarifi
seperlunya, batasan sistem tersebut, adalah:
- Sistem adalah komposisi (susunan yang serasi) dari fungsi komponennya.
- Sistem adalah rangkaian komponen yang saling berkaitan dan berfungsi ke arah tercapainya tujuan sistem yang telah ditetapÂkan lebih dahulu. (Warijan, dkk., 1984: 1)
- Sistem adalah pengkoordinasian (pengorganisasian) seluruh komponen serta kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan lebih dulu.
- A system is an organized or complex whole; an assemblage or combination of things or parts forming a complex or unitary whole. (Johnson, Kast, dan Rosenzweig, 1973: 4).
Pengertian dan ciri-ciri sistem atau
pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisis (misalnya:
sistem tata surya, rakitan mesin), dapat dihubungkan dengan analisis biotis
(misalnya: jaring-jaring ekologis, koordinasi tubuh manusia), dan dapat
dihubungkan dengan analisis gejala sosial (misalnya: kehidupan ekonomis, gejala
pendidikan, pola nilai hidup). Analisis sistem sosial relatif lebih rumit
dibanding analisis sistem fisis dan sistem biotis; sistem sosial pada umumnya
dan khususnya sistem pendidikan bersifat terbuka, yaitu suatu sistem yang mudah
dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di luar sistemnya (rentan terhadap pengaruh
luar), misalnya: sistem sekolah mudah dipengaruhi oleh situasi masyaÂrakatnya
(supra sistemnya). Karakter sistem pendidikan yang bersifat terbuka ini
menuntut konsekuensi penyelenggaraan pendidikan sekolah yang kritis (dalam
mawas diri) dan kreatif (dalam mencari alternatif pengembangan yang positif)
secara berkesinambungan.
B.Pengertian Sistem Pendidikan
Pendekatan sistem adalah satu kesatuan dalam: (1) a way
of thinking (filsafat sistem), yaitu sebuah paradigma baru dari persepsi
dan penjelasan, yang diwujudkan dalam gabungan, berpikir holistik,
tujuan-mencari, hubungan sebab akibat, dan proses-penyelidikan yang fokus dengan
titik sasaran dapat menggambarkan suatu rancang bangun atau unsur pendekatan
sistem yang akan bermanfaat dan mudah diaplikasikan pada tugas-tugas manajerial
dalam konteks merumuskan strategi.
(2)
a method or technique of analysis (analisis sistem), yaitu pengamatan
dan pemeriksaan fenomena yang berhubungan untuk tujuan memahami cara
berinteraksi dari beberapa faktor dan mempengaruhi kinerja sebuah sistem dalam
periode waktu yang lama (Reigeluth). Analisis sistem menekankan pada metode
berfikir dan bekerja mengenai bagaimana menggunakan sumber-sumber yang tersedia
secara optimal atau pendekatan yang bermanfaat pada proses pengambilan
keputusan baik yang dilakukan pada tingkat manajerial maupun operasional.
(3)
a managerial style (manajemen sistem), yaitu menekankan pada metode
berfikir dan bekerja dengan titik sasaran pada upaya pencarian manfaat. Manajemen sistem menggunakan metode
sintesis (memadukan semua unsur dalam satu kesatuan), untuk mengintegrasikan
operasi kerja melalui perencanaan operasional sehingga jaringan hubungan antar
komponen menjadi jelas atau pendekatan yang berguna dalam pengelolaan
organisasi-organisasi besar terutama dalam pengelolaan fungsi, proyek, atau
program-program.
Salah satu model sistem yang sangat
umum adalah model ”masukan-proses-hasil”, dimana antara masukan dan hasil
terdapat sebuah proses yang memiliki banyak komponen yang saling bekerjasama
untuk mencapai tujuan yang sama. Sistem Pendidikan Nasional juga merupakan
sebuah sistem yang kompleks, dimana sumber-sumber masukan dari masyarakat ke
dalam sistem pendidikan nasional dapat berupa informasi, energi atau tenaga dan
bahan-bahan.
Hal ini dapat tergambar dari Sistem
Pendidikan Nasional dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 mengenai
Standar Pendidikan Nasional di bawah ini.
Terdapat dua jenis masukan dalam
bentuk informasi, yaitu informasi produk dan informasi operasional. Informasi
produk berupa kualitas dan kuantitas peserta didik. Kualitas peserta didik
meliputi identitas, latar belakang keluarga (termasuk sosial ekonomi),
kemampuan, minat, dan sebagainya. Kuantitas peserta didik menyangkut jumlah
keseluruhan peserta didik dalam umur siap sekolah dan mempunyai kebutuhan untuk
mengikuti kegiatan pendidikan. Jumlah keseluruhan peserta didik tersebut
menurut kesatuan wilayah baik provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa.
Sedangkan informasi operasional
berupa sumber daya kependidikan, penghasilan nasional, penghasilan perkapita,
ilmu, seni, teknologi, cita-cita nasional dan segala barang dan peralatan yang dipergunakan
dalam kegiatan pendidikan. Di samping itu, juga termasuk informasi lingkungan
meliputi sistem bio-sosial, sistem sosial budaya, sosial ekonomi, dan sosial
politik.
Adapun masukan dalam bentuk energi
atau tenaga adalah energi manusia yang meliputi semua pihak yang terlibat dalam
penyelenggaraan pendidikan baik peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan. Di samping itu, diperlukan energi bukan manusia berupa listrik,
gas, bensin, dan sebagainya yang dapat dipergunakan sebagai peralatan pendidikan
dan administratif dalam melancarkan operasional pendidikan dan administrasi.
Masukan berupa bahan-bahan adalah
sumber-sumber Sistem Pendidikan Nasional non-manusia seperti kurikulum, buku
pelajaran, sarana dan prasarana pendidikan dan administrasi, teknologi
pendidikan, bangunan dan sebagainya. Di samping itu, termasuk masukan berupa
penghasilan nasional dan penghasilan per kapita yang tersedia untuk membiayai
seluruh kegiatan penyelenggaraan pendidikan nasional.
Selanjutnya, proses dalam sistem pendidikan
nasional meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
- Tujuan pendidikan, yaitu sesuatu hal yang diharapkan dapat dicapai sepanjang proses. Tujuan pada akhir keseluruhan proses adalah tujuan umum atau tujuan nasional pendidikan. Sedangkan untuk sampai pada akhir proses, terdapat sederatan tujuan yang disebut tujuan khusus. Tujuan-tujuan ini berfungsi sebagai pengarah operasional kegiatan pendidikan.
- Organisasi Pendidikan, yaitu keseluruhan tatanan hubungan antar bagian-bagian dan antar unsur-unsur dalam sebuah kesatuan sistem pendidikan nasional.
- Masa Pendidikan, yaitu jangka waktu kelangsungan seluruh kegiatan di sebuah satuan pendidikan.
- Prasarana Pendidikan, yaitu segala hal yang merupakan penunjang terselenggaranya proses pendidikan dalam sistem pendidikan nasional.
- Sarana Pendidikan, yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pendidikan.
- Isi Pendidikan, yaitu semua hal atau pengalaman yang perlu dipelajari oleh peserta didik.
- Pendidik dan Tenaga Kependidikan, yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan (guru, pustakawan, teknolog pendidikan, dan sebagainya).
- Peserta didik, yaitu semua anak, remaja, dan orang dewasa yang terlibat dalam proses pendidikan.
Kemudian, hasil dari proses
pendidikan dapat digambarkan sebagai sejumlah orang-orang terdidik dalam
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang secara optimal dapat dicapai
oleh setiap orang. Pada akhirnya setiap individu mampi terus belajar dalam
rangka meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor secara maksimal,
menjadi anggota masyarakat yang baik dalam berperan sebagai anggota keluarga,
anggota masyarakat, dan warga negara, dan menjadi hamba Tuhan yang beriman dan
bertaqwa.
Menurut Peter Senge, penyelenggaraan
suatu sistem pendidikan di sebuah negara dapat digambarkan ke dalam sebuah nested
system yang sistematis dan sistemik. Sistem instruksional merupakan dasar
yang sangat penting dari semua komponen sistem pendidikan dan berdampak pada
sistem keseluruhan. Hal ini dikarenakan, sistem instruksional atau level ruang
kelas menjadi tempat pertemuan utama sebuah sistem dengan komponen ”masukan”
yaitu peserta didik. Level inilah yang akan menentukan apakah tujuan pendidikan
(umum dan khusus) dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Nested
system di atas
dapat diperjelas dengan peran masing-masing sistem dalam mewujudkan tujuan
pendidikan.
National
System
|
Menentukan
peraturan, regulasi, standar dan pembiayaan
|
District
System
|
Implementasi
kebijakan, baik berupa personel, kurikulum, fasilitas, dan biaya
|
School
System
|
Bertanggung
jawab mengorganisasikan, mengkoordinasikan, mendukung dan melakukan supervisi
terhadap implementasi kurikulum dan kegiatan instruksional
|
Instructional
System
|
Bertanggung
jawab atas tercapainya kompetensi (pengalaman belajar) dan mengembangkan
potensi-potensi peserta didik.
|
Sedangkan global system menjadi
bagian yang tidak berdampak langsung terhadap sistem pendidikan nasional, namun
keberadaannya secara perlahan-lahan mampu memberikan pengaruh yang besar
terhadap sistem pendidikan nasional. Sebagai contoh, pilar-pilar pendidikan
yang dirumuskan oleh UNESCO (Learning to know, learning to do, learning to
be, and learning to live together), lahirnya SEAMOLEC atau jaringan sistem
belajar jarak jauh mampu memberikan perubahan terhadap sistem pendidikan
nasional dan masih banyak lagi perkembangan global yang harus dipertimbangkan
secara kritis dan tepat untuk kepentingan sistem pendidikan nasional.
C.Pengertian TIK
Teknologi
merupakan unsur imperatif
dalam masyarakat, bagian integral dari kehidupan,
cermin kemajuan budaya -
makin maju budaya, makin banyak dan beragam teknologi,
ciptaan manusia untuk
membantu memecahkan masalah.
Teknologi sebagai proses memberikan pengertian bahwa
pendidikan juga dapat diartikan sebagai satu teknologi, karena pendidikan
merupakan proses untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang terdidik dan
berkualitas. Pengertian teknologi sebagai proses menghasilkan berbagai
pandangan yaitu: 1) proses tersebut harus rasional dan efisien, 2) harus
menyistem, karena dalam sistem segala sesuatu akan mempunyai dampak dan
dipengaruhi oleh hal lain dalam lingkungan, 3) harus bersistem, yaitu
mempertimbangkan segala variabel yang mungkin berpengaruh dalam menentukan
prosedur tindakan agar proses itu efektif, efisien dan serasi, 4) melibatkan
berbagai pihak yang berkepentingan, 5) mengarah pada pemecahan masalah bersama,
6) memadukan berbagai prinsip, konsep dan gagasan, dan 7) mempertimbangkan
kondisi lingkungan (lokal, nasional maupun global) untuk mencapai tujuan.
Teknologi juga merupakan suatu
sistem dengan memiliki struktur tertentu yang dapat meliputi hal-hal sebagai
berikut: 1) adanya organisasi dengan hierarki tertentu, 2) adanya deferensiasi
peranan para pelakunya yang tidak bebas dari nilai sosial yang berlaku, 3)
tumbuh profesi baru yang masing-masing memerlukan pendidikan khusus, serta
dalam melaksanakan tugas berpegang pada norma dan etika profesi, 4) adanya
pengintegrasian berbagai komponen fisik dan nonfisik ke dalam suatu sistem, 5)
keberadaannya sebagai subsistem dari keseluruhan sistem teknologi dan
sosial-ekonomi, dan 6) adanya kerjasama dan saling ketergantungan untuk
mencapai tujuan bersama.
TIK adalah
D.Pengertian Multimedia
E.Sistem
Pendidikan TIK (multimedia) Menggeser Sistem Pendidikan Konvensional
Pembelajaran
sistem konvensional merupakan sebuah sistem pembelajaran yang mengedepankan
aktivitas yang didominasi oleh guru atau pengajar, pelajar bersifat pasif,
diam, mendengar, dan sekali-kali memperhatikan. Namun bukan berarti sistem
pembelajaran model ini tidak memiliki kelebihan, kalau kita mau kembali
merenungkan apa yang kita alami di kelas beberapa tahun yang lalu dengan sistem
pembelajaran tradisional, hanya dengan alat seadanya "sepasang papan tulis
dan kapur tulis" ternyata juga mampu menciptakan manusia-manusia yang
terdidik, memiliki wawasan pengetahuan dan keilmuan.
Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada yang salah dengan sistem pembelajaran tradisional
atau konvensional, atau dengan perangkat pembelajaran yang seadanya, papan
tulis hitam, kapur tulis, buku usang dimakan rayap, atau ruang kelas yang mirip
kandang kambing, atau bahkan bangku kelas yang diisi sampai 3 orang pelajar.
Selama sistem pembelajaran dilakukan secara sistematis untuk mencapai tujuan
pembelajaran, maka akan mampu menciptakan pelajar-pelajar yang berilmu, jika
itu masih tidak bisa, bukan karena sistem pembelajaran yang salah tapi karena
individu pengguna.
Perkembangan TIK
yang begitu pesat, dapat mengakibatkan sistem pembelajaran konvensional mampu
menciptakan pelajar yang hebat plus terciptanya teknologi pembelajaran yang
baru buah dari pembelajaran konvensional, apa lagi jadinya dan hebatnya jika
pembelajaran menggunakan sistem pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK), agak sulit juga membayangkan kemampuan pelajar kita jika
dalam sistem pembelajaran kita sudah mampu menerapkan aplikasi TIK dalam
pembelajaran, bukan saja sebagai media pembelajaran tetapi dalam bentuk sumber
belajar atau apapun jenisnya.
Dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat, saya kira
tinggal menunggu waktu saja sistem pembelajaran akan bergeser dari konvesional
menjadi sistem modern, dimana semua hal yang berhubungan dengan pembelajaran
akan termanfaatkan pada proses pembelajaran. Proses pembelajaran tidak hanya
akan berlangsung dalam kelas atau laboratorium, akan tetapi sistem
pembelajaran dapat berlangsung kapan
saja dan dimana saja tanpa harus dibatasi oleh ruang dan waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar