I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Belajar
merupakan suatu hal yang paling vital dalam setiap usaha penyelenggaraan jenis
dan jenjang pendidikan, sehingga tanpa proses belajar takkan pernah ada
pendidikan. Salah satu teori belajar yang biasa digunakan dalam belajar, yaitu
teori humanisme. Menurut Teori humanisme, tujuan belajar adalah untuk
memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajar harus berusaha
agar lambat laun mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori
belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelaku, bukan
dari sudut pandang pengamat.
Teori
belajar humanisme yang menyatakan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh faktor
internal dirinya dan bukan oleh kondisi lingkungan ataupun pengetahuan.Menurut teori belajar humanisme, aktualisasi
diri merupakan puncak perkembangan individu. Kebermaknaan perwujudan dirinya
itu bahkan bukan saja dirasakan oleh dirinya sendiri, tetapi juga oleh
lingkungan sekitarnya.
Salah satu tokoh ternama di dalam teori belajar humanisme adalah
Carl Rogers, yang mengemukakan bahwa berusaha memahami perilaku belajar dari
sudut pandang pelaku, bukan dari sudut pandang pengamat. Bagi penganut
teori humanisme, proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu
sendiri. Teori ini sangat menekankan pentingnya isi dari proses belajar. Oleh karena itu, agar lebih memahami teori humanisme yang dikemukakan oleh Carl Rogers penulis
mencoba melakukan penulisan makalah dengan judul Ciri Khas Teori Belajar
Humanisme Carl Rogers.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1.
apa pengertian belajar
menurut Carl Rogers?
2.
bagaimana konsep dasar teori
belajar humanisme yang dikemukakan oleh Carl Rogers?
3.
apa ciri khas teori belajar
humanisme yang dikemukakan oleh Carl Rogers?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1.
untuk mengetahui pengertian
belajar menurut Carl Rogers.
2.
untuk mengetahui bagaimana konsep
dasar teori belajar humanisme yang dikemukakan oleh Carl Rogers.
3.
untuk mengetahui apa ciri
khas teori belajar humanisme yang dikemukakan oleh Carl Rogers.
II. Pembahasan
A. Profil Carl Rogers
Carl Ransom Rogers (1902-1987) lahir di Oak Park, Illinois pada tanggal 8 Januari 1902 di sebuah keluarga
Protestan yang fundamentalis. Kepindahan dari kota ke daerah pertanian
diusianya yang ke-12, membuat ia senang akan ilmu pertanian. Ia pun belajar
pertanian di Universitas Wisconsin.
Setelah lulus pada tahun 1924, ia masuk ke Union Theology Seminary Big Apple
dan selama masa studinya ia juga menjadi seorang pastor di sebuah gereja kecil.
Meskipun belajar di seminari, ia malah ikut kuliah di Teacher College yang bertetangga dengan seminarinya.
Tahun 1927, Rogers bekerja di Institute
for Child Guindance dan mengunakan psikoanalisa Freud dalam terapinya
meskipun ia sendiri tidak menyetujui teori Freud. Pada masa ini, Rogers juga
banyak dipengaruhi oleh Otto Rank dan John Dewey yang memperkenalkan terapi
klinis. Perbedaan teori yang didapatkannya justru membuatnya menemukang benang
merah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan teorinya kelak.
Tahun 1957, Rogers pindah ke Universitas Wisconsin untuk mengembangkan idenya tentang psikiatri. Setelah
mendapat gelar doktor, Rogers menjadi profesor psikologi di Universitas
Universitas Negeri Ohio. Kepindahan dari lingkungan klinis ke lingkungan
akademik membuat Rogers mengembangkan metode Client-Centered Psychotherapy.
Disini dia lebih senang menggunakan istilah klien terhadap orang yang
berkonsultasi dibandingkan memakai istilah pasien. Rogers membedakan dua tipe
belajar, yaitu:
- kognitif (kebermaknaan);
- experiential ( pengalaman atau signifikansi).
Kecewa karena tidak bisa menyatukan psikiatri
dengan psikolog, Rogers pindah ke California tahun 1964 dan bergabung dengan Western Behavioral Science Institute. Kemudian Rogers mengembangkan teorinya ke bidang pendidikan.
Selain itu ia banyak memberikan workshop di Hongaria, Brazil, Afrika
Selatan, dan bahkan ke eks Uni Soviet. Rogers wafat pada tanggal 4
Februari 1987. (Suprobo:
2008)
B. Pengertian Belajar
Menurut Carl Rogers
Carl Rogers lahir 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinois Chicago, sebagai
anak keempat dari enam bersaudara. Semula Rogers menekuni bidang agama tetapi
akhirnya pindah ke bidang psikologi. Ia mempelajari psikologi klinis di
Universitas Columbia dan mendapat gelar Ph.D pada tahun 1931, sebelumnya ia
telah merintis kerja klinis di Rochester Society untuk mencegah kekerasan pada
anak. Kemudian Carl Rogers mengemukakan beberapa pengertian belajar sebagai
berikut:
1) Human
beings have a natural potentiality for learning; 2) Significant learning takes
place when the subject matter is perceived by the student as having relevance
for his own purposes; 3) Learning which involves a change in self organization
- in the perception of oneself - is threatening and tends to be resisted; 4)
Those learning which are threatening to the self are more easily perceived and
assimilated when external threats are at a minimum; 5) When threats to the self
is low, experience can be perceived in differentiated fashion and learning can
proceed; 6) Much significant learning is acquired through doing; 7) Learning is
facilitated when the student participates responsibly in the learning proces;
8) Self-initiated learning which involves the whole person of the learner -
feelings as well as intellect - is the most lasting and pervasive; 9)
Independence, creativity, and self-reliance are all facilitated when
self-criticism and self-evaluation are basic and evaluation by others is of
secondary importance; 10) The most socially useful learning in the modern world
is the learning of the process of learning, a continuing openness to experience
and incorporation into oneself of the process of change.
Terjemahan dari pengertian diatas sebagai berikut:
1) manusia memiliki potensi alami untuk belajar; 2) belajar yang signifikan
terjadi ketika materi pelajaran dirasakan oleh siswa sebagai memiliki relevansi
untuk tujuan sendiri; 3) pembelajaran yang melibatkan perubahan dalam
organisasi diri - dalam persepsi diri sendiri - adalah mengancam dan cenderung
untuk dilawan; 4) mereka belajar yang mengancam diri lebih mudah dirasakan dan
diasimilasikan ketika ancaman eksternal yang minimal; 5) ketika ancaman
terhadap diri rendah, pengalaman dapat dirasakan dengan cara yang berbeda dan
pembelajaran dapat dilanjutkan; 6) banyak pembelajaran yang signifikan diperoleh
melalui lakukan; 7) belajar difasilitasi ketika siswa berpartisipasi secara
bertanggung jawab dalam proses pembelajaran; 8) berdasarkan inisiatif sendiri
belajar yang melibatkan seluruh pribadi dari peserta didik - perasaan dan juga
intelektual - adalah yang paling tahan lama dan meresap; 9) kemerdekaan,
kreativitas, dan kemandirian semua difasilitasi ketika kritik-diri dan evaluasi
diri adalah dasar dan evaluasi oleh orang lain adalah kepentingan sekunder; 10)
pembelajaran yang paling berguna secara sosial di dunia modern adalah belajar
dari proses pembelajaran, keterbukaan yang terus pengalaman dan penggabungan ke
dalam diri sendiri dari proses perubahan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah potensi alami yang dimiliki manusia yang melibatkan seluruh
pribadi peserta didik berupa inisiatif dan
terdapat proses berupa kemandirian serta
kreatifitas dari peserta didik sendiri.
- Konsep Dasar Teori Carl Rogers
Teori yang dikemukakan Carl
Rogers adalah salah satu dari teori holistik, namun keunikan teori tersebut adalah
sifat humanis yang terkandung didalamnya. Teori humanisme Rogers pun menpunyai
berbagai nama antara lain : teori yang berpusat pada pribadi (person
centered), non-directive, klien (client-centered), teori
yang berpusat pada murid (student-centered), teori yang
berpusat pada kelompok (group centered), dan person to person).
Namun istilah person centered yang sering digunakan untuk teori
Rogers.
Rogers menyebut teorinya bersifat
humanis dan lebih penuh harapan dan optimis tentang manusia karena manusia
mempunyai potensi-potensi yang sehat untuk maju. Dasar teori ini sesuai dengan
pengertian humanisme pada umumnya, dimana humanisme adalah doktrin, sikap, dan
cara hidup yang menempatkan nilai-nilai manusia sebagai pusat dan menekankan
pada kehormatan, harga diri, dan kapasitas untuk merealisasikan diri untuk
maksud tertentu.
Asumsi
dasar teori Rogers adalah:
-
kecenderungan formatif
segala hal di dunia baik organik maupun
non-organik tersusun dari hal-hal yang lebih kecil;
-
kecenderungan
aktualisasi
kecenderungan setiap makhluk hidup untuk
bergerak menuju ke kesempurnaan atau pemenuhan potensial dirinya. Tiap
individual mempunyai kekuatan yang kreatif untuk menyelesaikan masalahnya.
1. Struktur Kepribadian
Sejak
awal Rogers mengamati
bagaimana kepribadian berubah dan berkembang, dan ada tiga konstruk yang
menjadi dasar penting dalam teorinya: Organisme, Medan fenomena, dan self.
A. Organisme
Pengertian organisme mencakup tiga hal:
a. mahkluk hidup
organisme adalah mahkluk lengkap dengan fungsi
fisik dan psikologisnya dan merupakan tempat semua pengalaman, potensi yang
terdapat dalam kesadaran setiap saat, yakni persepsi seseorang mengenai
kejadian yang terjadi dalam diri dan dunia eksternal;
b. realitas Subyektif
Organisme menganggap dunia seperti yang dialami dan diamatinya. Realita
adalah persepsi yang sifatnya subyektif dan dapat membentuk tingkah laku;
c. holisme
organisme adalah satu kesatuan sistem, sehingga
perubahan dalam satu bagian akan berpengaruh pada bagian lain. Setiap perubahan
memiliki makna pribadi dan bertujuan, yaitu tujuan mengaktualisasi,
mempertahankan, dan mengembangkan diri.
B. Medan Fenomena
Medan fenomena adalah keseluruhan pengalaman,
baik yang internal maupun eksternal, baik disadari maupun tidak disadari. Medan
fenomena ini merupakan seluruh pengalaman pribadi seseorang sepanjang hidupnya
di dunia, sebagaimana persepsi subyektifnya.
C. Diri
Konsep diri mulai terbentuk mulai masa balita
ketika potongan-potongan pengalaman membentuk kepribadiannya dan menjadi
semakin mawas diri akan identitas dirinya begitu bayi mulai belajar apa
yang terasa baik atau buruk, apa ia merasa nyaman atau tidak. Jika struktur
diri itu sudah terbentuk, maka aktualisasi diri mulai terbentuk. Aktualisasi
diri adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan sang diri sebagai mana yang
dirasakan dalam kesadaran. Sehingga kecenderungan aktualisasi tersebut mengacu
kepada pengalaman organik individual, sebagai suatu kesatuan yang menyeluruh,
akan kesadaran dan ketidak-sadaran, psikis dan kognitif.
Diri dibagi atas 2 subsistem :
a.
konsep
diri yaitu penggabungan seluruh aspek keberadaan dan pengalaman seseorang yang
disadari oleh individual (meski tidak selalu akurat);
b.
diri
ideal yaitu cita-cita seseorang akan diri.
Terjadinya kesenjangan
antara akan menyebabkan ketidak-seimbangan dan kepribadian menjadi tidak sehat.
Menurut Carl Rogers ada bebeapa hal yang
mempengaruhi Self, yaitu:
1.
Kesadaran
Tanpa adanya kesadaran, maka konsep diri dan
diri ideal tidak akan ada. Ada 3 tingkat kesadaran yaitu:
1. Pengalaman yang dirasakan dibawah ambang
sadar akan ditolak atau disangkal;
2. Pengalaman yang dapat
diaktualisasikan secara simbolis akan secara langsung diakui oleh struktur diri;
3. Pengalaman yang dirasakan dalam
bentuk distorsi. Jika pengalaman yang dirasakan tidak sesuai dengan diri (self),
maka dibentuk kembali dan didistorsikan sehingga dapat diasimilasikan oleh
konsep diri.
2.
Kebutuhan
Adapun yang termasuk kedalam kebutuhan
menurut Carl Rogers yaitu:
a.
pemeliharaan
pemeliharaan tubuh organismik dan pemuasannya
akan makanan, air, udara, dan keamanan , sehingga tubuh cenderung ingin untuk
statis dan menolak untuk berkembang;
b.
peningkatan
diri
meskipun tubuh menolak untuk berkembang, namun
diri juga mempunyai kemampuan untuk belajar dan berubah;
c.
penghargaan
positif (positive regard)
begitu kesadaran muncul, kebutuhan untuk
dicintai, disukai, atau diterima oleh orang lain;
d.
penghargaan
diri yang positif (positive self-regard)
berkembangannya kebutuhan akan penghargaan diri
(self-regard) sebagai hasil dari pengalaman dengan kepuasan atau
frustasi. Diri akan menghindari frustasi dengan mencari kepuasan akan positive
self-regard.
3. Stagnasi Psikis
Stagnasi psikis terjadi apabila ada ketidak seimbangan antara konsep diri dengan pengalaman yang
dirasakan oleh diri organis. Ketimpangan yang semakin besar antara konsep diri
dengan pengalaman organis membuat seseorang menjadi mudah terkena serangan.
Kurang akan kesadaran diri akan membuat seseorang berperilaku tidak logis,
bukan hanya untuk orang lain namun juga untuk dirinya. Jika kesadaran diri tersebut hilang, maka
muncul kegelisahan tanpa sebab dan akan memuncak menjadi ancaman.
Untuk mencegah tidak konsistennya pengalaman organik dengan konsep diri,
maka perlu diadakan pertahanan diri dari kegelisahan dan ancaman adalah
penyangkalan dan distorsi terhadap pengalaman yang tidak konsisten. Distorsi
adalah salah interpretasi pengalaman dengan konsep diri, sedangkan penyangkalan
adalah penolakan terhadap pengalaman. Keduanya menjaga konsistensi antara
pengalaman dan konsep diri supaya berimbang.
4. Dinamika Kepribadian
Adapun yang termasuk ke dalam dinamika kepribadian yaitu:
1.
Penerimaan Positif (Positive Regard) → Orang merasa puas
menerima regard positif, kemudian juga merasa puas dapat memberi regard
positif kepada orang lain;
2. Konsistensi dan Salingsuai
Self (Self
Consistensy and Congruence) → organisme
berfungsi untuk memelihara konsistensi (keajegkan = keadaan tanpa konflik )
dari persepsi diri, dan kongruen (salingsuai) antara persepsi self dengan
pengalaman;
3. Aktualisasi Diri (Self Actualization)
→ Freud memandang organisme sebagai sistem energi, dan
mengembangkan teori bagaimana energi psikik ditimbulkan, ditransfer dan
disimpan. Rogers memandang organisme terus menerus bergerak maju.
Tujuan tingkahlaku bukan untuk mereduksi tegangan enerji tetapi mencapai
aktualisasi diri yaitu kecenderungan dasar organisme untuk aktualisasi: yakni
kebutuhan pemeliharaan (maintenance) dan peningkatan diri (enhancement).
Rogers meyakini adanya kekuatan yang tumbuh pada semua orangyang mendorong
orang untuk semakin kompleks, ekspansi, sosial, otonom, dan secara keselutuhan
semakin menuju aktualisasi diri atau menjadi Pribadi yang berfungsi utuh (Fully Functioning Person).
Ada lima ciri kepribadian yang berfungsi sepenuhnya yaitu:
- terbuka untuk mengalami (openess to experience)
Orang yang terbuka untuk
mengalami mampu mendengar dirinya sendiri, merasakan mendalam, baik emosional
maupun kognitif tanpa merasa terancam. Mendengar orang membual menimbulkan rasa
muak tanpa harus diikuti perbuatan untuk melampiaskan rasa muak tersebut;
- hidup menjadi (Existential living)
kecenderungan untuk hidup
sepenuhnya dan seberisi mungkin pada seiap eksistensi. Disini orang menjadi
fleksibel, adaptable, toleran, dan spontan.
- keyakinan Organismik (Organismic trusting);
orang mengambil keputusan
berdasarkan pengalaman organismiknya sendiri, mengerjakan apa yang dirasanya
benar sebagai bukti kompetensi dan keyakinannya untuk mengarahkan tingkah laku.
Orang mampu memakai perasaan yang terdalam sebagai sumber utama membuat
keputusan;
- pengalaman kebebasan ( Experiental Freedom).
pengalaman hidup bebas dengan cara yang diinginkan sendiri, tanpaperasan
tertekan atau terhambat. Orang itu melihat banyak pilihan hidup dan merasa
mampu mengerjakan apa yang ingin dikerjakannya.
- Kreatifitas (Creativity)
Merupakan kemasakan psikologik yang optimal. Orang dengan good life
kemungkinan besar memunculkan produk kreatif dan hidup kreatif.
Jadi, dari uraian tersebut dapat
diketahui bahwa teori belajar humanisme yangdikemukakan oleh Carl Rogers yaitu:
1.
teori Rogers disebut humanis
karena teori ini
percaya bahwa setiap individu adalah positif,
serta menolak teori Freud dan behaviorisme;
2. asumsi dasar teori Rogers adalah kecenderungan
formatif dan
kecenderungan
aktualisas;
6. diri (self) adalah terbentuk dari pengalaman
mulai dari bayi, di mana
diri terdiri dari 2 subsistem
yaitu konsep diri dan diri ideal;
7. kebutuhan individu ada 4 yaitu : (1)
pemeliharaan, (2) peningkatan
diri, (3) penghargaan positif
(positive regard), dan (4) Penghargaan diri yang positif (positive
self-regard);
- stagnasi psikis terjadi bila terjadi karena pengalaman dan konsep diri yang tidak konsisten dan untuk menghindarinya adalah pertahanan (1) distorsi dan (2) penyangkalan. Jika gagal dalam menerapkan pertahanan tersebut konsep diri akan hancur. (Alwisol: 2004)
D. Ciri Khas Teori Belajar Humanisme Carl Rogers
Adapun ciri
khas Teori Belajar Humanisme Carl Rogers sebagai berikut:
No
|
Teori
|
Kata kunci
|
Prinsip-prinsip Teori Belajar
Humanisme Carl Rogers
|
1
|
Humanisme Carl Rogers dikenal dengan Self Theory.
|
The Reason
Self Concept
(konsep diri)
|
a. Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.
b. Belajar yang signifikan terjadi apabila materi
pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri.
c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi
mengenai dirinya sendiri diangap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
d. Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih
mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu
semakin kecil.
e. Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah,
pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan
terjadilah proses belajar.
f. Belajar
yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
g.
Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut
bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.
h.
Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik
perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang
mendalam dan lestari.
i.
Kepercayaan terhadap diri sendiri,
kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan
untuk mawas diri dan mengritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain
merupakan cara kedua yang penting.
j.
Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah
belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus
terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses
perubahan itu.
|
Dari uraian tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ciri khas teori
belajar humanisme Carl Rogers yaitu penedekatan humanisme dalam pendidikan
menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia
untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan
kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode
untuk pengembangan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati
keberadaan hidup dan juga masyarakat. Dalam teori belajar humanisme, belajar
dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami
perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatnya. Tujuan dari teori belajar humanisme Carl rogers membantu peserta
didik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam
mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
III.
Kesimpulan
Dari uraian Teori Belajar Humanisme carl Rogers, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. pengertian belajar menurut Carl Rogers adalah potensi
alami yang dimiliki manusia yang melibatkan seluruh pribadi peserta didik
berupa inisiatif dan terdapat proses berupa kemandirian serta kreatifitas
dari peserta didik sendiri;
2. konsep dasar teori belajar humanisme yang dikemukakan oleh Carl
Rogers yaitu teori – teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan
dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah
– masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah
perkembangan individu untuk aktualisasi diri.
3. ciri
khas Teori Belajar Humanisme Carl rogers adalah dalam membentuk kepribadian
seseorang membutuhkan pengaruh peghargaan positif.
Daftar Pustaka
Alwilsol.
2004. Psikologi Kepribadian. Bandung: Rineka Cipta
Natawidjaya,
rochman. 1999. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Pidarta, made. 2000. Landasan Kependidikan. Bandung:
Alfabeta.
Rohman. 2009. Teori Carl Rogers. Diunduh dari: http://rohman.blogspot.com/2010/05/teori-car-rog.
2-3-2012
Suprobo,
novina. 2008. Teori Belajar Humanistik. Diunduh dari http://novinasuprobo.wordpress.com/2008/06/15/teori-belajar-humanistik/
6-3-2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar