Assalammualaikum...

Ketika butuh sebuah bahan referensi, semoga Blog ini bermanfaat.. Wassalammualaikum

Selasa, 10 April 2012

ANALISIS SWOT


I.         Pendahuluan
A.      Latar Belakang
Perencanaan dilakukan untuk menyusun rangkaian kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Tujuan tersebut dapat mencakup tujuan umum (goals) dan tujuan khusus (objectives) suatu kegiatan atau program. Perencanaan hanya akan dapat dilakukan apabila perencana megenal, mamahami dengan benar kekuatan dan kelemahan sebagai aspek internal aspek eksternal dari organisasi atau lembaga atau perencana, sehingga dapat diungkap tantangan yang akan timbul di masa depan dan peluang yang mungkin terbuka untuk diraih untuk kebaikan atau peningkatan kinerja. Tanpa mengetahui aspek-aspek tersebut rencana yang disusun hanya merupakan angan-angan yang tidak berdasar, karena itulah diperlukan data yang cermat dan akurat dan terbaru dari semua komponen terkait.
Untuk menyusun rencana yang dapat direalisasikan dalam kegiatan nyata dan berhasil, diperlukan bebagai pendekatan untuk mengetahui atau memahami sejumlah informasi yang diperlukan, baik aspek internal maupun aspek ekternal. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah analisis ”SWOT” (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats).
Pada dasarnya setiap sekolah selalu memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatan dan kelemahan tersebut dapat disajikan dalam sebuah analisis, yakni analisis SWOT yang berisi tentang kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang dari sekolah tersebut. Sekolah tidak beroperasi di dalam suatu kevakuman, tetapi memberi pengaruh terhadap lingkungannya dan juga sebaliknya lingkungan memberi pengaruh kepada sekolah lainnya, bahkan dengan masyarakat secara umum.
Pada saat yang sama, sekolah dapat berfungsi sebagai alat dalam perubahan sosial, bahkan dapat menghambat perubahan. Setiap sekolah selalu dihadapkan pada dua jenis lingkungan; yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan keputusan dalam pengenalan program-program baru di lembaga pendidikan.
Proses penggunaan manajemen analisis SWOT menghendaki adanya suatu survei internal tentang Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) program, serta survei eksternal atas Opportunities (ancaman) dan Thterats (peluang/kesempatan). Pengujian eksternal dan internal yang struktur adalah sesuatu yang unik dalam dunia perencanaan dan pengembangan lembaga pendidikan. Faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang telah disusun sesuai dengan urutan dimasukkan dalam matriks, kemudian dilakukan analisis agar kekuatan dapat dimanfaatkan sebagai peluang dan meminimalisasikan kelemahan agar sekolah dapat melakukan mobilisasi. Oleh karena itu, penulis mencoba melakukan analisis SWOT di tempat penulis mengajar, dan judul dari makalah ini Analisis Swot di SMA Negeri 1 Pemulutan Selatan.
B.       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut:
1.      apa kekuatan dan kelemahan pada SMA Negeri 1 Pemulutan Selatan (PemSel)?
2.      apa yang menjadi peluang dan ancaman bagi SMA Negeri 1 PemSel?
C.      Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1.      untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pada SMA Negeri 1 PemSel.
2.      untuk mengetahui peluang dan ancaman pada SMA Negeri 1 PemSel
II.   Pembahasan
A.      Analisis SWOT
SWOT merupakan singkatan dari kata Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman). Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.
Analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternalnya. SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan (Johnson, dkk., 1989; Bartol dkk., 1991).
Menurut Rohman (2009) definisi analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats) adalah suatu metoda penyusunan strategi perusahaan atau organisasi yang bersifat satu unit bisnis tunggal. Ruang lingkup bisnis tunggal tersebut dapat berupa domestik maupun multinasional. SWOT itu sendiri merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala, dimana yang secara sistematis dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T) dan faktor didalam perusahaan (S dan W). Kata-kata tersebut dipakai dalam usaha penyusunan suatu rencana matang untuk mencapai tujuan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
            Sedangkan menurut ahli analisis SWOT di Indonesia Rangkuti (2009), menuliskan bahwa Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Perencanaan strategis (strategic planner) suatu perusahaan harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) pada kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi atau popular disebut Analisis SWOT.
Setelah itu dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah tabel matriks dan ditentukan sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian dilakukan pembandingan antara faktor internal yang meliputi Strength dan Weakness dengan faktor luar Opportunity dan threat. Setelah itu kita bisa melakukan strategi alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.
Selain pemilihan alternatif analisis SWOT juga bisa digunakan untuk melakukan perbaikan dan improvisasi. dengan mengetahui kelebihan (Strength dan Opportunity) dan kelemahan kita (Weakness dan Threat), maka kita melakukan strategi untuk melakukan perbaikan. Berikut ini merupakan komponen-komponen yang terdapat di dalam analisis SWOT:
1.      Kekuatan (Strength)
Maksud kekuatan dalam analisis ini adalah faktor-fakor yang mendukung penyelenggaraan program, serta diakui eksistensinya oleh semua pihak (masyarakat). Adapun Contoh kekuatan-kekuatan yang ada pada program pendidikan sebagai berikut:
1. tersedianya dan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan.
2. tersedianya perundang-undangan pendidikan.
3. tersedianya fasilitas sarana dan prasarana pendidikan.
4. adanya promosi pendidikan.
-  UU RI No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
- UU RI No. 25 Tahun 2000 s/d 2004 tentang Program Pembangunan Nasional.
2.Kelemahan(Weakness)
Maksud kelemahan dalam analisis ini adalah permasalahan yang timbul dari penyelenggaraan program dan hasilnya. Permasalahan merupakan kelemahan yang dapat berubah menjadi tantangan kelancaran pelaksanaan tugas/ program. Contoh dari permasalahan ini sebagai berikut:
1. kurangnya dedikasi dan mutu sebagian tenaga pendidikan (SDM)
2. kurangnya kepedulian pihak swasta terhadap pendidikan.
3.Peluang(Opportunity)
           Peluang  dalam analisis ini merupakan hal-hal atau faktor-faktor dari luar program yang kalau dicermati dan dimanfaatkan dengan baik dapat menjadi tumpuan harapan dimasa depan, adapun contohn dari peluang yaitui:
1. adanya partisipasi dukungan masyarakat di bidang pendidikan.
2. adanya bantuan pelayanan dari pemerintah dan pihak swasta.
4.Tantangan atau Ancaman (Threats)
 Maksud tantangan dalam analisis ini adalah hal-hal yang harus diatasi, direbut, diperbaiki dan ditingkatkan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dalam usaha mencapai tujuan. Tantangan bukan penghambat, tetapi perangsang untuk mendorong perencana pendidikan luar sekolah untuk lebih kreatif dan dinamis.
Uji kekuatan dan kelemahan pada dasarnya merupakan audit internal tentang seberapa efektif performa institusi. Sementara peluang dan ancaman berkonsentrasi pada konteks eksternal atau lingkungan tempat sebuah institusi beroperasi. Aktivitas SWOT dapat diperkuat dengan menjamin analisa tersebut berfokus pada kebutuhan pelanggan dan konteks kompetitif tempat institusi beroperasi. Ini adalah dua variabel kunci dalam membangun atau mengembangkan strategi jangka panjang institusi. Strategi ini harus dikembangkan dengan berbagai metode yang dapat memungkinkan institusi mampu mempertahankan diri dalam menghadapi kompetisi serta mampu memaksimalkan daya tariknya bagi para pelanggan.
 Analisis SWOT secara sederhana mudah dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternalnya. Jika hal ini digunakan dengan benar, maka dimungkinkan bagi sebuah sekolah untuk mendapatkan sebuah gambaran menyeluruh mengenai situasi sekolah itu dalam hubungannya dengan masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan yang lain, dan lapangan industri yang dimasuki oleh murid-muridnya.
Sedangkan pemahaman mengenai faktor-faktor eksternal, (terdiri atas ancaman dan kesempatan), yang digabungkan dengan suatu pengujian mengenai kekuatan dan kelemahan akan membantu dalam mengembangkan sebuah visi tentang masa depan. Analisis  seperti ini diterapkan dengan mulai membuat program yang kompeten atau mengganti program-program yang tidak relevan dengan program yang lebih inovatif dan relevan.
B.       Analisis Swot di SMA Negeri 1 Pemulutan Selatan
No.
Faktor Penilaian
Bobot
Rating
Bobot x Rating
1.
A. FAKTOR INTERNAL
KEKUATAN (S)
a.       Kualitas guru
b.      Motivasi guru PNS
c.       Motivasi siswa
d.      Manajemen sekolah
e.       Budaya sekolah


0,15
0,10
0,10
0,05
0,05


4
3
3
2
2


0,60
0,30
0,30
0,10
0,10
2.
KELEMAHAN (W):
a.       Sarana dan prasarana
b.      Kualitas siswa
c.       Loyalitas Guru Tidak Tetap (GTT) dan pegawai honorer
d.      Kurangnya akses informasi seputar pendidikan
e.       Komite Sekolah

0,15
0,15
0,10
0,10

0,05

3
4
2
3

2

0,60
0,60
0,20
0,30

0,10

TOTAL
1,00

3,20

B. FAKTOR EKSTERNAL
PELUANG (O)
a.       Kebutuhan masyarakat akan pendidikan
b.      Keahlian membuat songket
c.       Mengikuti perlombaan
d.      Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah lain
e.       Lowongan kerja tanpa syarat kuliah terlebih dahulu.


0,15
0,10
0,10
0,05

0,05


3
3
3
2

2


0,45
0,30
0,30
0,10

0,10

TANTANGAN (T):
a.  Lingkungan Sekolah
b.  Budaya Masyarakat
c.  Letak geografis sekolah
d.   Intake Masyarakat
e.    Kerjasama dengan pamong desa

0,15
0,10
0,10
0,10
0,10

2
4
2
3
3

0,30
0,40
0,20
0,30
0,30

TOTAL
1,00

2,75

Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan bahwa:     
1.      Strenght (Kekuatan)
a.         Kualitas guru  diberi bobot 0,15 dengan skor 4 sehingga diperoleh nilai 0,60. Merupakan kekuatan pertama bagi SMA Negeri 1 Pemulutan Selatan, hal ini berdasarkan data bahwa guru yang mengajar di SMA Negeri PemSel seluruhnya merupakan lulusan S1 dan sesuai bidangnya. Sampai saat saat ini sekitar 24% guru telah tercatat sebagai guru bersertifikasi.
b.        Motivasi guru PNS diberi bobot 0,10 dengan skor 3 diperoleh nilai 0,30 mengapa demikian, dikarenakan terlihat bahwa motivasi guru PNS pada setiap proses pembelajaran selalu membuat media pembelajaran, menyiapkan RPP dan melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan standar proses pendidikan, berbeda dengan GTT yang hanya datang lalu mengajar dengan memberikan  catatan saja, kemudian kekantor untuk mengobrol. Hal tesebut bertentangan dengan standar proses dalam pendidikan yaitu:
1. Kegiatan Pendahuluan
a.     Menyapa dan memberi salam
b.    Peserta didik difokuskan baik secara fisik maupun psikis untuk siap mengikuti   
proses pembelajaran
c.     Mengajukan pertanyaan pemicu
d.    Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
e. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1)  Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topic tema materi yang akan dipelajari
2)  Menggunakan beragam pendekatan, media pembelajaran, dan sumber belajar lain.
3)  Memfasilitasi terjadinya interaki antarpeserta didik, peserta didik dengan pendidik, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
4)  Melibatkan peserta didik aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
5)  Pendidik memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di kelas
b. Elaborasi
1)  Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna
2)  Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
3)  Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, memecahkan masalah, bertindak tanpa rasa takut.
4)  Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
5)    Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
6)    Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok
7)  Memfasilitasi peserta didik menyajikan hasil kerja individual maupu kelompok
c. Konfirmasi
1)    memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
2)    memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber
3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan
4)    memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.
5)    pendidik berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam:
a)    Menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar
b)    Membantu menyelesaikan masalah
c)    Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
d)    Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh.
e)  Memberikan motivasi kepadapeserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Penutup
a.     Pendidik dan atau bersama peserta didik membuat rangkuman/simpulan   pelajaran
b.   Pendidik melakukan penilaian,refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram
c.     Pendidik memberi umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
d.    Pendidik melakukan kegiatan tindak lanjut melalui pembelajaran remedi, program pengayaan, atau memberi tugas baik secara individual maupun kelompok sesuai hasil belajar peserta didik
e.     Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
c.         Motivasi siswa diberi bobot 0,10 dengan skor 3 sehingga bobot x skor diperoleh nilai 0,30. Hal ini terlihat dari jumlah kehadiran siswa di kelas, Muhibbin Syah (2001) mengatakan bahwa anak yang mempunya tingkat displin tinggi terhadap sekolah, maka dapat disimpulkan bahwa anak tersebut mempunyai motivasi yang tinggi. Hal tersebut terjadi di SMA Negeri 1 PemSel.
d.        Manajemen sekolah dengan bobot 0,05 dan diberi skor 2 sehingga diperoleh nilai bobot x skor = 0,10. Hal ini dikarenakan telah adanya pembagian tugas yang jelas baik secara wewenang dan tanggung jawab dalam hirarki jabatan sehingga memungkinkan penyelenggaran pendidikan sekolah lebih terkoordinasi dengan baik, sekalipun harus mendapat pembenahan pada hal-hal tertentu dikarenakan SMA Negeri 1 PemSel mendapatkan akreditasi C dan hal tersebut menjadikan semangat guru-guru untuk meningkatkan kinerja sekolah, diri dan siswa.
e.    Kebudayaan sekolah dengan bobot 0,05 dan skor 2 sehingga diperoleh nilai 0,10. Hali ini dikarenakan dengan adanya SMA di desa Pemulutan Selatan memberikan dampak positif bagi pemikiran  masyarakat, bahwa sekolah adalah hal yang penting dan menurunnya tingkat anak menikah muda, dikarenakan disekolah selalu dilakukan penanaman nilai-nilai moral kepada siswa-siswi melalui proses pembelajaran maupun di luar jam belajar (kegiatan ekstrakurikuler seperti rohis, majalah dinding, pramuka dan pasukan pengibar bendera).
2.      Weakness (Kelemahan)
  1. Sarana dan prasarana bobot 0,15, skor 3 dan nilai bobot x skor 0,60 merupakan kelemahan yang ada di SMA Negeri 1 Pemulutan Selatan, hal ini dikarenakan masih kurang sarana dan prasarana didalam mendukung proses pembelajaran, baik gedung maupun media pendukung proses pembelajaran sehingga tidak sesuai dengan PERMENDIKNAS No.24 Tahun 2007 mengenai standar sarana dan prasana pendidikan (Lampiran).
  2. Kualitas siswa 0,15 , skor 4, dan nilai bobot x skor  0,60 merupakan kelemahan kedua yang ada di SMA Negeri 1 Pemulutan Selatan, hal ini dikarenakan tidak diadakannya tes masuk bagi calon siswa-siswi baru, sehingga sekolah sering sekali menerima siswa ataupun siswi yang mempunyai kemampuan seperti anak Sekolah Dasar (SD). 
  3. Loyalitas Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai honorer bobot 0,10 skor 2 dan nilai bobot x skor 0,20. Penerimaan pegawai tidak tetap khususnya untuk pegawai tata usaha, belum berdasarkan kemampuan atau kualitas yang dimiliki, namun masih bersifat kekeluargaan, sehingga menghambat lancarnya penyelenggaraan pendidikan dan terlihat juga pada absensi mereka yang terkadang sering sekali tidak menjalankan tugas.
  4. Kurangnya akses informasi seputar pendidikan bobot 0,10 skor 3 dan nilai bobot x skor  0,30 . Hal ini dikarenakan Masih rendahnya kesadaran guru maupun tenaga non kependidikan dalam mencari tahu seputar informasi pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas sekolah dan siswa, akan tetapi terkadang dikarenakan jarak SMA Negeri 1 PemSel yang sulit dijangkau, maka sering terjadi keterlambatan informasi, sehingga kesempatan yang dapat menjadi peluang hilang begitu saja.
  5. Komite sekolah bobot 0,05 skor  4 dan nilai bobot x skor 0,10. Merupakan suatu kelemahan yang tidak terlalu menonjol dikarenakan jarang sekali terjadi benturan pendapat antara pihak sekolah dan komite sekolah, akan tetapi benturan akan terjadi apabila pihak sekolah meminta bantuan dana yang berkaitan dengan mutu siswa-siswi seperti TRY OUT, ataupun perpisahan dan lain-lain
3.      Opportunity (kesempatan)
  1. Kebutuhan masyarakat akan pendidikan bobot  0,15, skor 3  dan nilai bobot x skor 0,45. Hal ini dikarenakan pada saat ini pola pikir masyarakat sudah berubah, bahwa sekolah adalah penting, sehingga ini merupakan peluang bagi SMA Negeri 1 PemSel untuk selalu meningkatkan kualitas siswa-siswi.
  2. Keahlian siswa-siswi dalam membuat songket bobot 0,10, skor 3 dan nilai bobot x skor  0,30. Hal ini dijadikan peluang bagi penulis karena mungkin nanti SMA Negeri 1 PemSel dapat menjalin kerjasama berupa mitra binaan yang bersifat Entrepreneurship bagi peningkatan mutu siswa-siswi dalam menciptakan lapangan pekerjaan sehingga membawa dampak positif bagi SMA Negeri 1 Pemsel. 
  3. Mengikuti perlombaan (kesenian, olahraga dan lain-lain) bobot 0,05 skor 2 dan nilai bobot x skor 0,10. Merupakan suatu kekuatan bagi SMA Negeri 1 PemSel karena, siswa-siswi mempunyai potensi dalam memenangkan perlombaan tersebut, walaupun siswa-siswi mempunyai kelemahan dalam bidang akademik, tetapi mereka masih mempunyai keceradasan lain, yang mampu membawa nama baik sekolah. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Gardner, bahwa anak mempunyai 9 kecerdasan yang dikenal dengan Multiple intelegencies. Maka sekolah secara berkesinambungan untuk mengikutsertakan siswa-siswi dalam perlombaan
d.      Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler disekolah lain bobot 0,05, skor  2, dan nilai bobot x skor 0,10. SMA Negeri 1 Pemsel selalu berusaha mengikuti kegiatan yang ada disekolah lain, dengan tujuan agar siswa-siswi mempunyai perbandingan ilmu dan pengalaman yang dapat diajarkan kepada teman-temannya di sekolah.
  1. Lowongan kerja tanpa syarat kuliah terlebih dahulu bobot 0,05, skor  2, dan nilai bobot x skor  0,10. Hal ini merupakan peluang bagi siswa-siswa di SMA Negeri 1 PemSel karena sangat sesuai dengan keadaan ekonomi siswa-siswi yang sebagian besar tidak mampu untuk melanjutkan kuliah. Seperti lowongan kerja PT.PLN dan PT. KAI.
4.      Treath (ancaman)
  1. Lingkungan sekolah bobot 0,15, skor 2 dan nilai bobot x skor 0,30, merupakan ancaman nomor satu karena, adanya kondisi lingkungan kerja yang tidak harmonis antara sesama guru, yang terkadang saling iri melihat orang lain lebih maju dari dirinya.
  2. Budaya masyarakat bobot 0,1, skor  4 dan nilai bobot x skor 0,4, merupakan ancaman kedua yang dapat mengancam keberlangsungan sekolah karena, seringnya diadakan pesta pernikahan didekat sekolah, yang suara orgen tunggalnya membuat bising dan terkadang sering membuat siswa-siswi tidak masuk sekolah demi menonton acara tersebut.
  3. Letak geografis bobot 0,10, skor  2 dan nilai bobot x skor 0,20 merupakan ancaman ketiga yang dapat mengancam keberlangsungan sekolah yaitu berkaitan dengan seringnya guru berhalangan hadir dengan alasan dikarenakan hujan, sehingga jalan berlumpur, tidak adanya speed boat dan seringnya tergantung dengan tumpangan teman sekerja. Terkadang banjir pun menjadi kendala selanjutnya, karena sekolah tergenang air, sehingga kegiatan proses pembelajaran di liburkan.
  4. Intake masyarakat bobot 0,10, skor  3, dan nilai bobot x skor  0,30, dijadikan ancaman keempat dikarenakan masih ada masyarakat yang kurang peduli dengan keberadaan sekolah, seperti hilangnya alat-alat yang ada di sekolah, dan ancaman lain berupa penyerangan oleh orang tua murid.
  5. Kerjasama dengan pamong desa bobot 0,10, skor  3, nilai bobot x skor 0,30, menjadi ancaman  ke lima dikarenakan, sikap pamong desa yang senantiasa tidak mau tahu terhadap persoalan yang dibuat oleh warga sekitar seperti ancaman yang dialami kepala sekolah dan guru, serta kurangnya sikap kekeluargaan warga sekitar terhadap guru.




Kuadran Analisis SWOT
Analisis Faktor internal
Srenght (S) = 1,4 dan Weaks (W) = 1,8
Jadi S – W  = 1,4 – 1,8 = -0,4
Analisis Faktor Eksternal
Opportunity (O) = 1,25 dan Treats (T) = 1,5
Jadi O – T  = 1,25 – 1,5 = -0,25

                       S                      
                     1,4                                                    IV                   S                 I
Text Box: Kuadran IIIT                                                          O         T     
       1,5                        1,25                           -0,4                     kua                          O
                                                                                                -0,25                                                                                                                                                    II
         1,8                                                                      W           
                       W

Hasil analisis SWOT di atas menunjukan bahwa SMA Negeri 1 PemSel berada pada kuadran III, hal ini merupakan situasi yang sedikit mengancam keberlangsungan sekolah, karena sekolah mempunyai kelemahan dan ancaman yang lebih besar daripada kekuatan dan peluang.
III.   Kesimpulan
Dari uraian analisis SWOT tersebut, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      kekuatan (s) yang ada di SMA Negeri 1 PemSel yaitu:
a.        kualitas guru;
b.        motivasi guru PNS;
c.         motivasi siswa;
d.        manajemen sekolah;
e.        budaya sekolah.
Sedangkan yang menjadi kelemahan (w) di SMA Negeri 1 PemSel yaitu:
a.         sarana dan prasarana;
b.        kualitas siswa dalam bidang akademik;
c.         loyalitas GTT;
d.        kurangnya akses informasi seputar pendidikan;
e.         komite sekolah.
2.      peluang (O) yang ada di SMA Negeri 1 PemSel yaitu:
a.       kebutuhan masyarakat akan pendidikan;
b.      keahlian siswa membuat songket;
c.       mengikuti perlombaan;
d.      mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah lai;
e.       lowongan kerja tanpa syarat kuliah terlebih dahulu.
Sedangkan yang menjadi ancaman (t) di SMA Negeri 1 PemSel yaitu:
a.       lingkungan sekolah;
b.      budaya masyarakat;
c.       letak geografis;
d.      intake masyarakat;
e.       kerjasama dengan pamong desa.




DAFTAR PUSTAKA
Akdon. 2006. Strategic Management for Educational Management. Bandung: Alfabeta
Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Rangkuti. 2009. Memahami Analisis SWOT. Diunduh dari: http://rangkuti.blogspot.com/2009/04/memahami-analisis-swot.html. 25-2-2012
Syah, muhibbin. 2009. Psikologi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.



2 komentar:

  1. Angka pada bobot dan skor dari analisa atau kuesioner? tx

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gw bales bro...kasian 5 taun ga dibales siapa2....hehehe

      Hapus