I.
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang
Perencanaan dilakukan untuk menyusun rangkaian kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Tujuan tersebut dapat mencakup
tujuan umum (goals) dan tujuan khusus
(objectives) suatu kegiatan atau
program. Perencanaan hanya akan dapat dilakukan apabila perencana megenal,
mamahami dengan benar kekuatan dan kelemahan sebagai aspek internal aspek
eksternal dari organisasi atau lembaga atau perencana, sehingga dapat diungkap
tantangan yang akan timbul di masa depan dan peluang yang mungkin terbuka untuk
diraih untuk kebaikan atau peningkatan kinerja. Tanpa mengetahui aspek-aspek
tersebut rencana yang disusun hanya merupakan angan-angan yang tidak berdasar,
karena itulah diperlukan data yang cermat dan akurat dan terbaru dari semua komponen
terkait.
Untuk menyusun rencana yang dapat direalisasikan dalam
kegiatan nyata dan berhasil, diperlukan bebagai pendekatan untuk mengetahui
atau memahami sejumlah informasi yang diperlukan, baik aspek internal maupun
aspek ekternal. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah analisis
”SWOT” (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats).
Pada dasarnya setiap sekolah selalu memiliki kekuatan dan
kelemahan. Kekuatan dan kelemahan tersebut dapat disajikan dalam sebuah
analisis, yakni analisis SWOT yang berisi tentang kekuatan, kelemahan, ancaman
dan peluang dari sekolah tersebut. Sekolah tidak beroperasi di dalam suatu
kevakuman, tetapi memberi pengaruh terhadap lingkungannya dan juga sebaliknya
lingkungan memberi pengaruh kepada sekolah lainnya, bahkan dengan masyarakat
secara umum.
Pada saat yang sama, sekolah dapat berfungsi sebagai alat
dalam perubahan sosial, bahkan dapat menghambat perubahan. Setiap sekolah
selalu dihadapkan pada dua jenis lingkungan; yaitu lingkungan internal dan lingkungan
eksternal. Namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk
digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan keputusan dalam pengenalan
program-program baru di lembaga pendidikan.
Proses penggunaan manajemen analisis
SWOT menghendaki adanya suatu survei internal tentang Strengths (kekuatan) dan Weaknesses
(kelemahan) program, serta survei eksternal atas Opportunities (ancaman) dan Thterats
(peluang/kesempatan). Pengujian eksternal dan internal yang struktur adalah
sesuatu yang unik dalam dunia perencanaan dan pengembangan lembaga pendidikan.
Faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang telah disusun
sesuai dengan urutan dimasukkan dalam matriks, kemudian dilakukan analisis agar
kekuatan dapat dimanfaatkan sebagai peluang dan meminimalisasikan kelemahan
agar sekolah dapat melakukan mobilisasi. Oleh karena itu, penulis mencoba
melakukan analisis SWOT di tempat penulis mengajar, dan judul dari makalah ini
Analisis Swot di SMA Negeri 1 Pemulutan Selatan.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut:
1. apa
kekuatan dan kelemahan pada SMA Negeri 1 Pemulutan Selatan (PemSel)?
2. apa
yang menjadi peluang dan ancaman bagi SMA Negeri 1 PemSel?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini sebagai berikut:
1.
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pada SMA Negeri
1 PemSel.
2. untuk
mengetahui peluang dan ancaman pada SMA Negeri 1 PemSel
II. Pembahasan
A.
Analisis
SWOT
SWOT merupakan
singkatan dari kata Strengths
(kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman). Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang
klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan
ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk
memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini
menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu
diperhatikan oleh mereka.
Analisis SWOT
secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan
internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman lingkungan
eksternalnya. SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai langkah awal
dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam
berbagai terapan (Johnson, dkk., 1989; Bartol dkk., 1991).
Menurut Rohman (2009) definisi
analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats) adalah suatu
metoda penyusunan strategi perusahaan atau organisasi yang bersifat satu unit
bisnis tunggal. Ruang lingkup bisnis tunggal tersebut dapat berupa domestik
maupun multinasional. SWOT itu sendiri merupakan singkatan dari Strength (S),
Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala, dimana yang secara sistematis
dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T) dan faktor
didalam perusahaan (S dan W). Kata-kata tersebut dipakai dalam usaha penyusunan
suatu rencana matang untuk mencapai tujuan baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang.
Sedangkan
menurut ahli analisis SWOT di Indonesia Rangkuti (2009), menuliskan bahwa Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada hubungan atau
interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap
unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan
ancaman.
Jadi, dapat disimpulkan
bahwa Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths)
dan peluang (Opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Perencanaan strategis (strategic planner)
suatu perusahaan harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan
(kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) pada kondisi yang ada saat ini. Hal
ini disebut dengan Analisis Situasi atau popular disebut Analisis SWOT.
Setelah
itu dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah tabel matriks dan ditentukan
sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian dilakukan pembandingan antara faktor
internal yang meliputi Strength dan Weakness dengan faktor luar Opportunity dan threat. Setelah itu kita bisa melakukan strategi alternatif untuk
dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling
menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.
Selain pemilihan
alternatif analisis SWOT juga bisa digunakan untuk melakukan perbaikan dan
improvisasi. dengan mengetahui kelebihan (Strength
dan Opportunity) dan kelemahan kita (Weakness dan Threat), maka kita melakukan strategi untuk melakukan perbaikan.
Berikut ini merupakan komponen-komponen yang terdapat di dalam analisis SWOT:
1. Kekuatan
(Strength)
Maksud
kekuatan dalam analisis ini adalah faktor-fakor yang mendukung penyelenggaraan
program, serta diakui eksistensinya oleh semua pihak (masyarakat). Adapun Contoh
kekuatan-kekuatan yang ada pada program pendidikan sebagai berikut:
1.
tersedianya dan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan.
2.
tersedianya perundang-undangan pendidikan.
3.
tersedianya fasilitas sarana dan prasarana pendidikan.
4.
adanya promosi pendidikan.
- UU RI No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah.
- UU RI No. 25 Tahun
2000 s/d 2004 tentang Program Pembangunan Nasional.
2.Kelemahan(Weakness)
Maksud
kelemahan dalam analisis ini adalah permasalahan yang timbul dari
penyelenggaraan program dan hasilnya. Permasalahan merupakan kelemahan yang
dapat berubah menjadi tantangan kelancaran pelaksanaan tugas/ program. Contoh
dari permasalahan ini sebagai berikut:
1.
kurangnya dedikasi dan mutu sebagian tenaga pendidikan (SDM)
2. kurangnya kepedulian
pihak swasta terhadap pendidikan.
3.Peluang(Opportunity)
Peluang dalam analisis ini merupakan hal-hal atau faktor-faktor dari luar program yang kalau dicermati dan dimanfaatkan dengan baik dapat menjadi tumpuan harapan dimasa depan, adapun contohn dari peluang yaitui:
Peluang dalam analisis ini merupakan hal-hal atau faktor-faktor dari luar program yang kalau dicermati dan dimanfaatkan dengan baik dapat menjadi tumpuan harapan dimasa depan, adapun contohn dari peluang yaitui:
1.
adanya partisipasi dukungan masyarakat di bidang pendidikan.
2. adanya bantuan pelayanan
dari pemerintah dan pihak swasta.
4.Tantangan atau
Ancaman (Threats)
Maksud tantangan dalam analisis ini adalah
hal-hal yang harus diatasi, direbut, diperbaiki dan ditingkatkan untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dalam usaha mencapai tujuan. Tantangan
bukan penghambat, tetapi perangsang untuk mendorong perencana pendidikan luar
sekolah untuk lebih kreatif dan dinamis.
Uji
kekuatan dan kelemahan pada dasarnya merupakan audit internal tentang seberapa
efektif performa institusi. Sementara peluang dan ancaman berkonsentrasi pada
konteks eksternal atau lingkungan tempat sebuah institusi beroperasi.
Aktivitas SWOT dapat diperkuat dengan menjamin analisa
tersebut berfokus pada kebutuhan pelanggan dan konteks kompetitif tempat
institusi beroperasi. Ini adalah dua variabel kunci dalam membangun atau
mengembangkan strategi jangka panjang institusi. Strategi ini harus
dikembangkan dengan berbagai metode yang dapat memungkinkan institusi mampu
mempertahankan diri dalam menghadapi kompetisi serta mampu memaksimalkan daya
tariknya bagi para pelanggan.
Analisis SWOT secara sederhana
mudah dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal
sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternalnya. Jika
hal ini digunakan dengan benar, maka dimungkinkan bagi sebuah sekolah untuk
mendapatkan sebuah gambaran menyeluruh mengenai situasi sekolah itu dalam
hubungannya dengan masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan yang lain, dan
lapangan industri yang dimasuki oleh murid-muridnya.
Sedangkan pemahaman mengenai
faktor-faktor eksternal, (terdiri atas ancaman dan kesempatan), yang
digabungkan dengan suatu pengujian mengenai kekuatan dan kelemahan akan
membantu dalam mengembangkan sebuah visi tentang masa depan.
Analisis seperti
ini diterapkan dengan mulai membuat program yang kompeten atau mengganti
program-program yang tidak relevan dengan program yang lebih inovatif dan
relevan.
B.
Analisis
Swot di SMA Negeri 1 Pemulutan Selatan
No.
|
Faktor
Penilaian
|
Bobot
|
Rating
|
Bobot x Rating
|
1.
|
A. FAKTOR
INTERNAL
KEKUATAN (S)
a. Kualitas
guru
b. Motivasi
guru PNS
c. Motivasi
siswa
d. Manajemen
sekolah
e. Budaya
sekolah
|
0,15
0,10
0,10
0,05
0,05
|
4
3
3
2
2
|
0,60
0,30
0,30
0,10
0,10
|
2.
|
KELEMAHAN (W):
a. Sarana
dan prasarana
b. Kualitas
siswa
c. Loyalitas
Guru Tidak Tetap (GTT) dan pegawai honorer
d. Kurangnya
akses informasi seputar pendidikan
e. Komite
Sekolah
|
0,15
0,15
0,10
0,10
0,05
|
3
4
2
3
2
|
0,60
0,60
0,20
0,30
0,10
|
|
TOTAL
|
1,00
|
|
3,20
|
|
B. FAKTOR
EKSTERNAL
PELUANG (O)
a. Kebutuhan
masyarakat akan pendidikan
b. Keahlian
membuat songket
c. Mengikuti
perlombaan
d. Mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah lain
e. Lowongan
kerja tanpa syarat kuliah terlebih dahulu.
|
0,15
0,10
0,10
0,05
0,05
|
3
3
3
2
2
|
0,45
0,30
0,30
0,10
0,10
|
|
TANTANGAN (T):
a. Lingkungan Sekolah
b. Budaya Masyarakat
c. Letak geografis sekolah
d. Intake
Masyarakat
e. Kerjasama
dengan pamong desa
|
0,15
0,10
0,10
0,10
0,10
|
2
4
2
3
3
|
0,30
0,40
0,20
0,30
0,30
|
|
TOTAL
|
1,00
|
|
2,75
|
Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan bahwa:
1.
Strenght (Kekuatan)
a.
Kualitas
guru diberi bobot 0,15 dengan skor 4
sehingga diperoleh nilai 0,60. Merupakan kekuatan pertama bagi SMA Negeri 1
Pemulutan Selatan, hal ini berdasarkan data bahwa guru yang mengajar di SMA
Negeri PemSel seluruhnya merupakan lulusan S1 dan sesuai bidangnya. Sampai saat
saat ini sekitar 24% guru telah tercatat sebagai guru bersertifikasi.
b.
Motivasi guru
PNS diberi bobot 0,10 dengan skor 3 diperoleh nilai 0,30 mengapa demikian,
dikarenakan terlihat bahwa motivasi guru PNS pada setiap proses pembelajaran selalu
membuat media pembelajaran, menyiapkan RPP dan melaksanakan proses pembelajaran
yang sesuai dengan standar proses pendidikan, berbeda dengan GTT yang hanya
datang lalu mengajar dengan memberikan
catatan saja, kemudian kekantor untuk mengobrol. Hal tesebut
bertentangan dengan standar proses dalam pendidikan yaitu:
1. Kegiatan
Pendahuluan
a. Menyapa
dan memberi salam
b. Peserta
didik difokuskan baik secara fisik maupun psikis untuk siap
mengikuti
proses pembelajaran
c. Mengajukan
pertanyaan pemicu
d. Menjelaskan
tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
2.
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Melibatkan peserta didik mencari informasi
yang luas dan dalam tentang topic tema materi yang akan dipelajari
2) Menggunakan beragam pendekatan, media pembelajaran, dan sumber belajar lain.
3) Memfasilitasi terjadinya interaki
antarpeserta didik, peserta didik dengan pendidik, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
5) Pendidik memfasilitasi peserta didik
melakukan percobaan di kelas
b. Elaborasi
1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas
tertentu yang bermakna
2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
3) Memberi kesempatan untuk berpikir,
menganalisis, memecahkan masalah, bertindak tanpa rasa takut.
5) Memfasilitasi
peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
6) Memfasilitasi
peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis, secara individual maupun kelompok
7) Memfasilitasi peserta didik menyajikan
hasil kerja individual maupu kelompok
c. Konfirmasi
1) memberikan
umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
2) memberikan
konfirmasi terhadap hasil eksplorasi
dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber
3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi
untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan
4) memfasilitasi
peserta didik untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.
5) pendidik
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam:
a) Menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa
yang baku dan benar
b) Membantu
menyelesaikan masalah
c) Memberi
acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
d) Memberi
informasi untuk bereksplorasi lebih jauh.
e) Memberikan motivasi kepadapeserta didik
yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Penutup
a. Pendidik
dan atau bersama peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran
b. Pendidik melakukan penilaian,refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram
c. Pendidik
memberi umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
d. Pendidik
melakukan kegiatan tindak lanjut
melalui pembelajaran remedi, program pengayaan, atau memberi tugas baik secara individual
maupun kelompok sesuai hasil belajar peserta didik
e. Menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
c.
Motivasi siswa
diberi bobot 0,10 dengan skor 3 sehingga bobot x skor diperoleh nilai 0,30. Hal
ini terlihat dari jumlah kehadiran siswa di kelas, Muhibbin
Syah (2001) mengatakan bahwa anak yang mempunya tingkat displin tinggi terhadap sekolah, maka dapat
disimpulkan bahwa anak tersebut mempunyai motivasi yang tinggi. Hal tersebut
terjadi di SMA Negeri 1 PemSel.
d.
Manajemen
sekolah dengan bobot 0,05 dan diberi skor 2 sehingga diperoleh nilai bobot x
skor = 0,10. Hal ini dikarenakan telah adanya pembagian tugas yang jelas baik
secara wewenang dan tanggung jawab dalam hirarki jabatan sehingga memungkinkan
penyelenggaran pendidikan sekolah lebih terkoordinasi dengan baik, sekalipun
harus mendapat pembenahan pada hal-hal tertentu dikarenakan SMA Negeri 1 PemSel
mendapatkan akreditasi C dan hal tersebut menjadikan semangat guru-guru untuk
meningkatkan kinerja sekolah, diri dan siswa.
e.
Kebudayaan
sekolah dengan bobot 0,05 dan skor 2 sehingga diperoleh nilai 0,10. Hali ini dikarenakan dengan adanya SMA di desa
Pemulutan Selatan memberikan dampak positif bagi pemikiran masyarakat, bahwa sekolah adalah hal yang
penting dan menurunnya tingkat anak menikah muda, dikarenakan disekolah selalu
dilakukan penanaman nilai-nilai moral kepada siswa-siswi melalui proses
pembelajaran maupun di luar jam belajar (kegiatan ekstrakurikuler seperti
rohis, majalah dinding, pramuka dan pasukan pengibar bendera).
2.
Weakness (Kelemahan)
- Sarana dan prasarana bobot 0,15, skor 3 dan nilai bobot x skor 0,60 merupakan kelemahan yang ada di SMA Negeri 1 Pemulutan Selatan, hal ini dikarenakan masih kurang sarana dan prasarana didalam mendukung proses pembelajaran, baik gedung maupun media pendukung proses pembelajaran sehingga tidak sesuai dengan PERMENDIKNAS No.24 Tahun 2007 mengenai standar sarana dan prasana pendidikan (Lampiran).
- Kualitas siswa 0,15 , skor 4, dan nilai bobot x skor 0,60 merupakan kelemahan kedua yang ada di SMA Negeri 1 Pemulutan Selatan, hal ini dikarenakan tidak diadakannya tes masuk bagi calon siswa-siswi baru, sehingga sekolah sering sekali menerima siswa ataupun siswi yang mempunyai kemampuan seperti anak Sekolah Dasar (SD).
- Loyalitas Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai honorer bobot 0,10 skor 2 dan nilai bobot x skor 0,20. Penerimaan pegawai tidak tetap khususnya untuk pegawai tata usaha, belum berdasarkan kemampuan atau kualitas yang dimiliki, namun masih bersifat kekeluargaan, sehingga menghambat lancarnya penyelenggaraan pendidikan dan terlihat juga pada absensi mereka yang terkadang sering sekali tidak menjalankan tugas.
- Kurangnya akses informasi seputar pendidikan bobot 0,10 skor 3 dan nilai bobot x skor 0,30 . Hal ini dikarenakan Masih rendahnya kesadaran guru maupun tenaga non kependidikan dalam mencari tahu seputar informasi pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas sekolah dan siswa, akan tetapi terkadang dikarenakan jarak SMA Negeri 1 PemSel yang sulit dijangkau, maka sering terjadi keterlambatan informasi, sehingga kesempatan yang dapat menjadi peluang hilang begitu saja.
- Komite sekolah bobot 0,05 skor 4 dan nilai bobot x skor 0,10. Merupakan suatu kelemahan yang tidak terlalu menonjol dikarenakan jarang sekali terjadi benturan pendapat antara pihak sekolah dan komite sekolah, akan tetapi benturan akan terjadi apabila pihak sekolah meminta bantuan dana yang berkaitan dengan mutu siswa-siswi seperti TRY OUT, ataupun perpisahan dan lain-lain
3. Opportunity (kesempatan)
- Kebutuhan masyarakat akan pendidikan bobot 0,15, skor 3 dan nilai bobot x skor 0,45. Hal ini dikarenakan pada saat ini pola pikir masyarakat sudah berubah, bahwa sekolah adalah penting, sehingga ini merupakan peluang bagi SMA Negeri 1 PemSel untuk selalu meningkatkan kualitas siswa-siswi.
- Keahlian siswa-siswi dalam membuat songket bobot 0,10, skor 3 dan nilai bobot x skor 0,30. Hal ini dijadikan peluang bagi penulis karena mungkin nanti SMA Negeri 1 PemSel dapat menjalin kerjasama berupa mitra binaan yang bersifat Entrepreneurship bagi peningkatan mutu siswa-siswi dalam menciptakan lapangan pekerjaan sehingga membawa dampak positif bagi SMA Negeri 1 Pemsel.
- Mengikuti perlombaan (kesenian, olahraga dan lain-lain) bobot 0,05 skor 2 dan nilai bobot x skor 0,10. Merupakan suatu kekuatan bagi SMA Negeri 1 PemSel karena, siswa-siswi mempunyai potensi dalam memenangkan perlombaan tersebut, walaupun siswa-siswi mempunyai kelemahan dalam bidang akademik, tetapi mereka masih mempunyai keceradasan lain, yang mampu membawa nama baik sekolah. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Gardner, bahwa anak mempunyai 9 kecerdasan yang dikenal dengan Multiple intelegencies. Maka sekolah secara berkesinambungan untuk mengikutsertakan siswa-siswi dalam perlombaan
d.
Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
disekolah lain bobot 0,05, skor 2, dan
nilai bobot x skor 0,10. SMA Negeri 1 Pemsel selalu berusaha mengikuti kegiatan
yang ada disekolah lain, dengan tujuan agar siswa-siswi mempunyai perbandingan
ilmu dan pengalaman yang dapat diajarkan kepada teman-temannya di sekolah.
- Lowongan kerja tanpa syarat kuliah terlebih dahulu bobot 0,05, skor 2, dan nilai bobot x skor 0,10. Hal ini merupakan peluang bagi siswa-siswa di SMA Negeri 1 PemSel karena sangat sesuai dengan keadaan ekonomi siswa-siswi yang sebagian besar tidak mampu untuk melanjutkan kuliah. Seperti lowongan kerja PT.PLN dan PT. KAI.
4.
Treath (ancaman)
- Lingkungan sekolah bobot 0,15, skor 2 dan nilai bobot x skor 0,30, merupakan ancaman nomor satu karena, adanya kondisi lingkungan kerja yang tidak harmonis antara sesama guru, yang terkadang saling iri melihat orang lain lebih maju dari dirinya.
- Budaya masyarakat bobot 0,1, skor 4 dan nilai bobot x skor 0,4, merupakan ancaman kedua yang dapat mengancam keberlangsungan sekolah karena, seringnya diadakan pesta pernikahan didekat sekolah, yang suara orgen tunggalnya membuat bising dan terkadang sering membuat siswa-siswi tidak masuk sekolah demi menonton acara tersebut.
- Letak geografis bobot 0,10, skor 2 dan nilai bobot x skor 0,20 merupakan ancaman ketiga yang dapat mengancam keberlangsungan sekolah yaitu berkaitan dengan seringnya guru berhalangan hadir dengan alasan dikarenakan hujan, sehingga jalan berlumpur, tidak adanya speed boat dan seringnya tergantung dengan tumpangan teman sekerja. Terkadang banjir pun menjadi kendala selanjutnya, karena sekolah tergenang air, sehingga kegiatan proses pembelajaran di liburkan.
- Intake masyarakat bobot 0,10, skor 3, dan nilai bobot x skor 0,30, dijadikan ancaman keempat dikarenakan masih ada masyarakat yang kurang peduli dengan keberadaan sekolah, seperti hilangnya alat-alat yang ada di sekolah, dan ancaman lain berupa penyerangan oleh orang tua murid.
- Kerjasama dengan pamong desa bobot 0,10, skor 3, nilai bobot x skor 0,30, menjadi ancaman ke lima dikarenakan, sikap pamong desa yang senantiasa tidak mau tahu terhadap persoalan yang dibuat oleh warga sekitar seperti ancaman yang dialami kepala sekolah dan guru, serta kurangnya sikap kekeluargaan warga sekitar terhadap guru.
Kuadran Analisis SWOT
Analisis
Faktor internal
Srenght
(S) = 1,4 dan Weaks (W) = 1,8
Jadi
S – W = 1,4 – 1,8 = -0,4
Analisis
Faktor Eksternal
Opportunity
(O) = 1,25 dan Treats (T) = 1,5
Jadi
O – T = 1,25 – 1,5 = -0,25
S
1,4 IV S I
T O T
1,5 1,25 -0,4 kua O
-0,25 II
1,8 W
W
Hasil analisis SWOT di atas
menunjukan bahwa SMA Negeri 1 PemSel berada pada kuadran III, hal ini merupakan
situasi yang sedikit mengancam keberlangsungan sekolah, karena sekolah mempunyai
kelemahan dan ancaman yang lebih besar daripada kekuatan dan peluang.
III.
Kesimpulan
Dari
uraian analisis SWOT tersebut, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. kekuatan (s) yang ada di SMA Negeri 1 PemSel yaitu:
a.
kualitas guru;
b.
motivasi guru PNS;
c.
motivasi siswa;
d.
manajemen sekolah;
e.
budaya sekolah.
Sedangkan yang menjadi kelemahan (w) di SMA Negeri 1 PemSel yaitu:
a.
sarana dan prasarana;
b.
kualitas siswa dalam bidang
akademik;
c.
loyalitas GTT;
d.
kurangnya akses informasi
seputar pendidikan;
e.
komite sekolah.
2. peluang (O) yang ada di SMA Negeri 1 PemSel yaitu:
a.
kebutuhan masyarakat akan
pendidikan;
b.
keahlian siswa membuat
songket;
c.
mengikuti perlombaan;
d.
mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah lai;
e.
lowongan kerja tanpa syarat
kuliah terlebih dahulu.
Sedangkan yang menjadi ancaman (t) di SMA Negeri 1 PemSel yaitu:
a.
lingkungan sekolah;
b.
budaya masyarakat;
c.
letak geografis;
d.
intake masyarakat;
e.
kerjasama dengan pamong
desa.
DAFTAR
PUSTAKA
Akdon.
2006. Strategic Management for Educational Management. Bandung: Alfabeta
Majid, Abdul.
2011. Perencanaan Pembelajaran.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Rangkuti.
2009. Memahami Analisis SWOT. Diunduh dari: http://rangkuti.blogspot.com/2009/04/memahami-analisis-swot.html.
25-2-2012
Rohman. 2009.
Analisis SWOT. Diunduh dari: http://rohman.blogspot.com/2010/05/analisis-swot-dalam-merancang-inovasi.html.
25-2-2012
Syah, muhibbin.
2009. Psikologi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Angka pada bobot dan skor dari analisa atau kuesioner? tx
BalasHapusGw bales bro...kasian 5 taun ga dibales siapa2....hehehe
Hapus